bonus chapter

1.9K 185 10
                                    

-1 year later-

"Ambillah..."

"Tolong datang ya..."

"Iya sebentar lagi aku akan menikah..."

"Hahaha... ya terimakasih, semoga kau hadir..."

Ya, begitulah 2 hari ini aku sedang membagikan undangan pernikahanku dikampus. Banyak yang tidak menyangka aku akan secepat ini menikah. Pernikahanku akan dilaksanakan seminggu lagi, sungguh deg-degan dan sudah 90% semuanya dipersiapkan. Hari ini Luke akan mengajakku ke salah satu butik untuk mencoba gaun pengantin yang di pesan oleh bi- maksudku ibu liz. I'm so excited!

Aku berjalan dikoridor kampus dan tiba-tiba aku melihat Calum disitu yang sedang memasukan bukunya kedalam loker. Aku tersenyum dan langsung melangkahkan kakiku menuju kearahnya.

"Hi calum!" Sapaku dan mungkin dia agak terkejut karena aku lumayan mengagetkannya.

"Oh yeah ada apa Bells?" Tanyanya sambil menutup pintu lokernya lalu menghadapiku.

"Well, aku ingin memberimu ini"

Aku pun menyodorkan undanganku kepada Calum. Aku melihat wajah Calum menjadi bingung dan dia pun mengambil undangan itu dan memperhatikan tulisan yang tertera di undangan itu.

"Oh- wow bells kau akan me-menikah?"

Aku mengangguk senang, tetapi ketika dilihat lagi wajah Calum menjadi agak murung dan dia menunduk memperhatikan undanganku.

Aku mengerutkan keningku bingung dan mengelus lengan Calum, "Cal, kau kenapa?"

Calum langsung mendongakan kepalanya dan kembali melihat kearahku. "Ah- uh tidak bells, aku senang kau akan menikah. Hanya saja- wow ini begitu cepat"

Aku tidak yakin dia tidak apa-apa, pasti dia menyembunyikan sesuatu. "Just tell me Calum ada apa" kataku dan agak sedikit menekankan kata-kataku.

"Well, sepertinya aku terlambat, bells."

Aku semakin bingung dengan ucapannya.

"Jujur, aku menyukaimu, Bells dan ugh aku sudah terlambat. Kau sudah mempunyai cowok yang sebentar lagi akan menjadi suamimu."

Aku menegang ditempat dan menatap Calum dalam. Aku tidak menyangka ternyata ucapan anak-anak kampus memang benar kalau Calum menyukaiku, secara tidak langsung aku menyakiti hati Calum.

Tiba-tiba Calum memegang pundakku dan menatapku, "Okay sorry kalau aku sangat pengecut karena baru sekarang aku mengatakan ini padamu. Hahh.. aku sudah terlambat, tapi ya sudahlah. Well, semoga kau bahagia dengan Luke dan semoga kalian memiliki anak yang lucu dan menggemaskan"

Aku bisa merasakan kalau airmataku sudah berada dipipiku. Oh, sial kenapa aku menangis?

"Bells, kenapa kau menangis?" Kata Calum khawatir dan menghapus airmataku.

Aku menggeleng, "tidak hanya saja, aku tidak menyangka kau akan menyukaiku. Aku benar-benar minta maaf, Calum! Secara tidak langsung aku telah menyakiti hatimu dan maafkan aku kalau aku tidak bisa membalas perasaanmu"

Aku langsung memeluk Calum dan menangis didekapannya. Calum pun membalas pelukanku dan bisa didengar kalau Calum hanya terkekeh.

"Bells, tidak apa-apa, kau cengeng sekali, hahaha" aku tahu itu hanya tawa palsunya.

Aku langsung melepas pelukanku dan menghapus airmataku asal, lalu kembali melihat kearahnya dan berusaha untuk tersenyum. Aku menepuk pundaknya, "well, kau harus move on. Masih banyak cewek yang lebih sempurna dariku, aku yakin kau akan sangat beruntung mendapatkan cewek itu, karena dia lebih sempurna dariku dan bisa membahagiakanmu!" Kataku dan berusaha antusias.

Don't Worry, I'm Here  》l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang