27

1.6K 170 8
                                    

Bella's pov

Aku sudah berada di rumah sakit dan Luke sedang ditangani oleh dokter diruang UGD. Aku menangis sepuasnya sambil memeluk boneka pemberian Luke, aku sangat-sangat tidak tenang sekarang.

Aku lupa menghubungi bibi Liz. Aku menaruh boneka itu disebelahku dan langsung mengambil handphone yang berada disakuku dan langsung menelponnya.

Tak lama telpon itu tersambung dan aku menangis lagi.

'Bells? Ada apa?'

"Bi-bibi Liz..."

'Ke-kenapa bells? Apa yang Luke perbuat kepadamu?' Aku bisa merasakan kalau bibi Liz khawatir. Aku menarik dan mengeluarkan nafasku perlahan dan menghapus air mataku.

"Lu-luke pingsan dan aku membawanya ke rumah sakit sekarang. To-tolong segeralah ke sini." Kataku lagi dan sepertinya aku percuma menghapus air mataku karena itu keluar lagi.

'Apa?? Okay aku akan kesana dengan lainnya.'

Tak lama telpon itu terputus. Aku langsung memasukannya kembali kesakuku dan aku menutup wajahku dan menangis lagi dan lagi. Sebenarnya Luke sakit apa?? Apa ini ada hubungannya dengan plester itu?

Tiba-tiba pintu ruang UGD itu terbuka dan aku langsung berdiri ketika melihat Dokter yang bername-tag Braun itu dan Dokter itu langsung menyampariku.

"Bagaimana keadaannya,dok?" Tanyaku khawatir.

"Maaf, kau keluarganya?" Tanya dokter itu.

Aku menggeleng, "Bukan, aku kekasihnya."

"Kau kekasihnya? Well, Luke sepertinya harus segera dioperasi sekarang karena penyakit ginjalnya sudah memasuki gagal ginjal kronik, itu sudah termasuk gagal ginjal yang parah. Kita sudah menghubungi rumah sakit dari prancis dan katanya sebulan lagi akan dikirim ginjalnya. Itu sangat lama, kita membutuhkannya sekarang, dia tidak bisa lama-lama dengan mesin dialiser itu." Jelas dokter itu dan aku langsung terduduk lagi dan menutup wajahku dan menangis lagi.

"Kenapa Luke bisa seperti itu? Padahal dia rutin melakukan cuci darah." Tanya dokter itu dan aku hanya bisa menggeleng tidak tahu.

"Apakah selama di australia dia banyak aktifitas?" Tanya dokter itu lagi dan aku mengangguk, "Ya, da-dan aku tidak tahu kalau dia sakit."

Luke sialan! Kenapa dia tidak memberitahuku kalau dia sakit? Sumpah, ini membuatku tidak tenang!

"Apa aku boleh melihatnya?" Tanyaku kepada dokter itu dan dokter itu pun mengangguk dan langsung meninggalkanku.

Aku berdiri dari tempatku dan menghapus air mataku sebentar dan langsung menuju ruangan itu. Aku berharap Luke sudah sadar.

Aku sudah masuk keruangan itu dan ternyata harapanku tidak terwujud. Luke sedang tertidur disana dan banyak sekali alat-alat yang menempel ditubuhnya. Tiba-tiba air mataku menetes. Aku tidak tega melihat kondisinya seperti ini.

"Sayang, bangun." Lirihku sambil mengelus wajah Luke.

"Aku mencintaimu, Luke." Aku mencium kening Luke dan langsung keluar dari ruangan itu karena aku tidak tahan melihatnya seperti ini.

Ketika sudah keluar dari ruangan itu aku melihat keluarga Hemmings di depan ruangan, sepertinya mereka baru datang.

Ashton langsung menyampariku, "Luke bagaimana,bells?" Katanya sambil mengguncang pundakku.

Aku menghela nafasku, "Dia harus segera dioperasi."

Aku melihat semuanya terkejut dan bibi liz mulai menangis dan dipeluk oleh paman andrew, aku tiba-tiba sudah ada dipelukan Ashton dan menangis dipelukannya.

"Kenapa kalian tidak memberitahuku?!" Kataku agak marah.

Bibi Liz menyampariku dan mengelus pundakku, "Sayang, Luke yang memaksa kami untuk tidak memberitahumu. Tolong maafkan kami."

Aku menunduk dan menghapus air mataku asal dan kembali menatap bibi Liz. "Masuklah kedalam, aku akan menyusul nanti." Lirihku dan tersenyum tipis.

"Bells, kau ingin kemana?" Tanya ashton dan aku menggeleng, "Tidak kemana-mana ash, aku hanya ingin menyendiri sebentar, bawalah bonekaku kedalam, aku takut hilang." Ashton mengangguk dan aku pun langsung melangkah menjauh dari mereka.

Sebenarnya aku hanya beralasan untuk menyendiri itu, sebenarnya aku ingin menemui dokter Braun, sepertinya aku harus nekat.

Aku langsung berjalan menuju ruangan Dokter Braun yang sepertinya tidak jauh dari ruangan tadi. Aku berhenti berjalan karena aku sudah didepan ruangannya. Aku pun mengetoknya dan tak lama ada suara Dokter Braun dari dalam dan menyuruhku masuk, aku pun masuk dan menyampari dokter braun.

"Oh, kau yang tadi kekasihnya Luke? Ada apa?"

"Aku akan mendonorkan ginjalku, dok."

Ketika itu juga dokter Braun kaget dengan perkataanku. "Kau yakin? Kau yakin ingin hidup dengan satu ginjal saja?" Tanyanya lagi dan aku mengangguk mantap.

"Kalau begitu, kau harus tanda tangan perjanjian dan harus check up kondisi." Kata dokter itu dan mengambil sesuatu dilaci mejanya, ternyata itu berkas yang harus kutanda tangani.

"Bacalah terlebih dahulu dan kalau kau sudah yakin dengan itu semua kau harus tanda tangan." Saran dokter braun sambil menyodorkan berkas itu kepadaku.

Aku pun membaca berkas itu dan ternyata lumayan resikonya jika aku kehilangan satu ginjalku. Kemungkinan 86% hidupku tidak akan seperti orang kebanyakan. Aku menghela nafasku dan menandatangi berkas itu. Aku sudah mantap dengan ini semua.

"Well, baiklah. Kita akan check up sekarang."

"Tapi tolonglah jangan beritahu keluarga Hemmings jika aku yang mendonorkannya, beritahu mereka kalau operasinya sudah selesai."

**********

A/n

Vommenttt guysssss

3vote 1 chapter gue posttt

Oh iyaaaa los angeles part 5 udah gue posttt sok atuh bacaaa wkwk

Don't Worry, I'm Here  》l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang