Nafas meyhan ngos-ngosan, berlari di lorong rumah sakit. Ia lalu melihat seseorang yang ia kenal, itu adalah arma yang sedang duduk di samping seseorang.
Arma bangun dan menghampiri meyhan saat melihatnya. "Mey, kok lo kesini-"
"Ya iyalah kesini!, nenek temen gue meninggal! ".meyhan mendorong arma menjauh dan langsung menghampiri cowok yang duduk disana.
"Shaka... ".panggil meyhan pelan, ia berjongkok berusaha menatap wajah cowok itu.
"Meyhan... Gue harus gimana lagi sekarang? ".tanya nya dengan suara serak. "Gue udah bener-bener gak bisa-akhhh".
Shaka memegangi dadanya, ia kehilangan keseimbangan dan ingin jatuh namun dengan segera meyhan menahan tubuh cowok itu. Ia merebahkan kepada shaka di bahunya.
Suara nafas shaka terdengar tidak teratur, meyhan mengusap kepala shaka agar tenang. Sentuhan lembut meyhan berhasil menenangkan shaka.
Meyhan jadi teringat kata-katannya yang dulu ia ucapkan pada shaka. Sekarang shaka tidak mempunyai siapa-siapa lagi, siapa yang akan menyembuhkan trauma cowok itu.
Meyhan mempererat pelukannya, mendengar shaka terisak membuat hati meyhan ikut sakit, ia merasakan bagaimana sakitnya shaka yang di tinggal tiba-tiba oleh neneknya.
Arma yang melihat itu hanya diam, biasanya itu akan teriak kegirangan melihat meyhan dan shaka berpelukan namun ia tahan karna mengingat situasi sekarang.
"Mey, jangan tinggalin gue... ".ucap shaka.
"Sekarang gue harus gimana?, lo bilang yang nyembuhin trauma gue cuma nenek gue kan... Sekarang gimana?? ".
***
Pemakaman berjalan lancar. Ibu dan ayah shaka hadir juga disana namun sudah pergi lagi karna ada urusan katanya.mereka hanya melihat proses pemandian nya saja dan tidak ikut pada waktu penguburan.
Teman-teman shaka juga hadir disana, termasuk shopia, alya, zian, pia, meyhan dan arma. Mereka menenangkan shaka dan memberikan pelukan semangat untuk cowok itu.
Setelah selesai, shaka kembali pulang ke rumahnya di antar oleh tante asih. Wajah shaka terlihat sangat lelah membuat wanita itu khawatir.
"Shaka boleh kok tinggal di rumah tante".ucapnya namun shaka menggeleng.
"Gapapa tan, shaka mau disini aja".
"Nanti kalo ada apa-apa hubungi tante aja ya".
Shaka mengangguk, ia lalu masuk ke dalam rumah itu . Di dalamnya gelap dan berantakan, suasananya langsung berubah drastis.
Shaka memasuki dapur, terlihat disana piring berisi nasi goreng kemarin. Ia lupa menaruhnya, sekarang itu pasti sudah basi.
Shaka mendekati meja makan, ia meremas surat di samping piring itu. Air matanya kembali menetes, ia masih merasakan sakit di tinggal tiba-tiba oleh neneknya. Ia berjongkok dan menangis
"Nek, kalo nenek sakit harusnya nenek bilang... "
"Jangan pergi tiba-tiba... ".
Shaka menangis sekeras-kerasnya, ia berteriak putus asa. Hatinya benar-benar sakit.
Shaka terbaring di lantai, masih memegangi surat neneknya yang sudah basah dengan air matanya. Perlahan mata shaka terpejam. Tak peduli dimana sekarang ia berada, shaka tertidur di lantai saking lelahnya ia menangis.
Lampu dapur tiba-tiba menyala, menampakkan seseorang sedang memandang kasian pada shaka yang tertidur di lantai. Ia mendekat perlahan, berjongkok dan mengelus kepala cowok itu dengan lembut.
Hatinya juga ikut hancur melihat keadaan shaka sekarang. Ia ingin membawa shaka ke kamarnya namun badan cowok itu terlalu berat untuknya.
Ia tidak menyerah, masih berusaha mengangkatnya. Shaka sama sekali tidak terbangun,mungkin karna dirinya sangat lelah.
"Sini, biar gue bantu".arma langsung mengangkat tubuh shaka dengan mudahnya. Ia lalu menggendong shaka dan menuju kamarnya.
Arma meletakkan shaka di kasur dan mengambilkan selimut. Melihat keadaan sahabatnya sekarang membuat arma jadi sakit juga.
Arma melirik orang di sampingnya. "Gue mau bicara sama lo... "
"Meyhan".
Meyhan menoleh dan mengangguk, mereka lalu keluar dari kamar dan membiarkan shaka beristirahat.
***
"Gue tau keadaan shaka sekarang".ucap arma, wajah menyebalkan cowok itu sekarang terlihat serius. "Shaka punya trauma... "
Meyhan tertegun, bagaimana bisa arma tau soal itu?. Tapi mengingat arma adalah sahabat dekat shaka tentu saja cowok itu pasti akan tau.
"Shaka awalnya nyembunyiin ini dari gue, tapi gue gak sengaja liat dia waktu kambuh ... Gue liat shaka megang dadanya dan mukanya kayak ketakutan dan gelisah. Gue khawatir waktu itu liat dia, gue lihat shaka langsung ngambil obat di kantong nya terus makan tuh obat... "
"Habis itu dia langsung keliatan tenang, dia duduk di lantai sambil liatin obat itu dengan raut wajah putus asa. Dari sana gue tau sahabat gue ini sakit, gue berusaha nanya sama dia tapi dia selalu bilang gak terjadi apa-apa... "
"Tapi gue tau dia bener-bener sakit, dan gue gak sengaja dengerin percakapan kalian berdua kemarin di rumah sakit".
Arma menatap serius meyhan, ia lalu memegangi tangan meyhan dan memasang raut wajah memohon. "Lo kan? Lo yang bisa bantuin shaka sembuh dari trauma nya... Gue mohon sama lo bantuin shaka"
"Dia satu-satunya sahabat gue, gue gak mau terjadi apa-apa sama dia".
Meyhan terdiam, ia melepaskan tangan arma dan berbalik. Arma berdecak kecewa saat meyhan pergi begitu saja.
"Gue tau lo gak mau ada di deket shaka lagi karna masa lalu lo... "
"Tapi bisa gak kesampingkan dulu masalah itu, ini soal hidup dan mati... "
"Gue gak tau apa yang bakalan di lakuin shaka nantinya. Gue mohon sama lo mey! ".
Langkah kaki meyhan terhenti, ia berdiri di ambang pintu. Meyhan menoleh, menatap arma kembali. Wajah cowok itu terlihat sangat memohon.
"Gue bisa lihat di wajah lo, lo sebenarnya masih suka banget sama shaka kan?... ".
Meyhan mengepalkan tangannya, setiap mendengar kata itu entah kenapa hatinya jadi tidak karuan. Ia merasa kesal, sedih dan kecewa di saat yang bersamaan.
"Kenapa lo cuma mikirin shaka? Lo gak mikirin perasaan gue juga hah? ".meyhan berusaha mengontrol emosi nya agar tidak meledak. "Lo kira, masalah itu bisa gue lupain gitu aja hah?!! , lo gak tau betapa sakitnya gue dulu... "
"Shaka dulu nyakitin gue!, sekarang kalo dia sakit Kenapa harus gue juga yang nyembuhin dia hah?!"
"Dia juga gak nyembuhin sakit gue...terus untuk apa gue nyembuhin dia?!".meyhan menghela nafas, tak sadar ia sudah meninggikan nada suaranya.
"Shaka itu temen kita, jangan pandang shaka sebagai mantan lo... Pandang dia sebagai temen lo. Lo gak mau bantu temen lo mey? ".
Meyhan semakin kesal di buatnya, ia langsung mendekati arma dan mencengkram baju arma. Matanya memerah menatap arma, terukir jelas di wajahnya ia sangat marah.
"Jangan paksa gue kayak gitu, mau shaka itu temen gue dulu... Sahabat gue dulu, gue gak peduli".ucapnya lalu pergi begitu saja.
Arma menatap kepergian meyhan, ia menghela nafas. Arma berbalik dan langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri di belakang pintu kamar.
Shaka membuka pintu kamarnya. "Lo kenapa sih ar? "
"S-shaka, kapan lo di situ-"
"Bisa gak lo gak usah ikut campur gitu... "
"Terutama masalah hubungan gue sama meyhan"
Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me
Teen FictionIni adalah kisah meyhan si cewek gamon yang akhirnya bertemu dengan mantannya kembali! Mas 'S' mantan pacarnya waktu smp, orang bilang kisah cinta waktu smp cuma cinta monyet saja tapi siapa sangka meyhan akan seserius itu menyukai dia!?, sampai-sa...