3.🌧

85 7 0
                                    


"Ini kembalian nya ya kak, terimakasih sudah berbelanja".ucap kasir itu, meyhan mengangguk lalu keluar dari minimarket.

Ia membuka minuman soda kalengnya lalu meneguknya.sesaat kemudian ia tiba-tiba berteriak membuat orang-orang yang lewat jadi terkejut.

"Bangsat!, ngapain sih dia tiba-tiba datang!!! ".meyhan mengacak-acak rambutnya frustasi.

Tau begini ia tidak akan datang, meyhan malas sekali kalo harus berhadapan dengan cowok itu. Apalagi saat dia memanggil nama meyhan, itu sangat-sangat membuat meyhan terguncang.

Meyhan memegang dadanya, ia menatap lurus ke jalan. "Kenapa gue masih deg degan sih kalo dia nyebut nama gue... "

Meyhan berjongkok."lo masih berharap? Gak inget apa yang dia lakuin dulu??... Bodoh lo mey".ucapnya merutuki diri sendiri.

Meyhan ingin menangis namun ia tahan, ia sudah berjanji pada dirinya untuk berhenti menangisi orang seperti itu.

"Meyhan".

Suara itu lagi, meyhan tidak menoleh dan berusaha untuk tidak mempedulikannya.

Tiba-tiba sebuah kepala menengok ke arah meyhan, mata mereka berdua saling bertatapan sampai nafas meyhan berhenti sejenak.

"Lo harusnya gak pulang duluan".kata shaka.

Meyhan memalingkan wajahnya, tak menyauti omongan shaka ia langsung pergi begitu saja meninggalkan cowok itu.

Ekspresi datar meyhan padanya membuat shaka menghela nafas."gue kira lo udah berubah".

" Ternyata masih sama sombongnya kayak dulu".

Langkah kaki meyhan terhenti. "Bukannya gue sombong, tapi gue sekarang sibuk jadi gue duluan".ucapnya tanpa menoleh ke arah cowok itu.

"Ohh gitu".mata shaka terus menatap ke arah meyhan. "Kenapa lo pakai dress putih? ".

"Gue pakai dress putih duluan ya anjir sebelum lo datang pakai kemeja putih!!. Gue sama selali gak niat couple-an sama lo jadi gak usah nuduh gue yang enggak-enggak! ".ucap meyhan tiba-tiba ngegas, ia lalu berlari meninggalkan cowok itu.

"Bukan itu maksud gue... ".shaka menarik sudut bibirnya. "Lo cantik".gumamnya.

***

Pia menyusul langkah cewek yang berjalan tergesa-gesa itu. Ia terus memohon permintaan maaf darinya namun cewek itu sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

"Maafin gue ya mey, gue gak tau dia bakalan datang. Gue gak tau juga di bakalan pakai baju warna sama kayak lo—".

"ARGHHHH".meyhan menghentikan langkahnya dan tiba-tiba berjongkok. "Sumpah anjir...udah bener gue gak ketemu dia dua tahun lamanya... Kenapa sekarang ketemu sih..."

"Wajah dia yang gitu lagi... ".meyhan tiba-tiba jadi kepikiran wajah cowok itu.entah kenapa sekarang sangat terlihat berbeda dan membuat nya pangling.

"Sial sialll".meyhan terus mengacak-acak rambutnya sampai kusut.ia menghela nafas jengah dari menoleh ke arah pia, rahangnya mengeras. Ia sangat kesal dengan pia, andai saja pia tidak membujuknya untuk pergi kesana.

" Maafin gue ya meyhan cantik—".

"Pia, bisa gak lo hari ini gak muncul dulu di hadapan gue?gue takut kebablasan hajar lo".ucap meyhan dingin, pia langsung diam.

Meyhan kemudian menlanjutkan langkahnya, pergi meninggalkan cewek itu. Terlihat jelas di wajahnya masih kesal dengan kejadian kemarin.














Meyhan memandangi jam di hpnya. Berdecak dan mengambil tasnya lalu keluar dari kelas. Sempat menoleh saat pia memanggilnya namun cewek itu tidak menyaut dan melanjutkan langkahnya.

Pia yang di abaikan meyhan pun hanya bisa diam. Meyhan adalah tipe orang yang kalo marah suka diemin orang, jadi pia memilih untuk mengajak ngobrol meyhan saat amarahnya sudah reda.

Meyhan mengambil kunci motornya di saku jaketnya.ia lalu menoleh ke kiri dan kanan selanjutnya menyebrang jalan. Meyhan tidak parkir di dalam sekolah, ia parkir di luar sekolah karna menurut nya jauh lebih cepat untuk pulang.

Meyhan meletakkan tasnya di depan dan memakai helm lalu naik ke motor.tangannya sudah memegangi stang motor dan bersiap tancap gas untuk pulang.

Namun tiba-tiba ada yang menghentikannya di depan. Itu adalah Rayan, teman sekelasnya.

Cowok itu merentang kedua tangannya dan menghalangi jalan meyhan sambil cengar-cengir.meyhan yang melihat itu semakin di buat kesal."gak minggir gue tabrak".ucapnya dengan nada ketus.

Rayan menutup mulutnya syok. "Ihh mey mey kok gitu sichh".ucapnya ala-ala cewek manja yang membuat orang-orang yang melihat nya jadi ingin muntah termasuk meyhan, cewek itu sudah memasang wajah jijik.

"Nebeng sampai depan sana, ongkos 2ribu".reyan naik ke motor meyhan, cewek itu berdecak lalu memukul paha rayan sampai cowok itu meringis kesakitan.

"Turun, gue lagi gak mood bercanda".

"Gamau ah".kata rayan, tiba-tiba memeluk erat meyhan.

Meyhan menggeliat, berusaha lepas dari pelukan cowok itu sampai motornya hampir jatuh. Untung kaki panjang rayan menahannya.

Ia berdecak lalu memukul kepala rayan, cowok itu mengaduh sakit."sumpah ya lo... "

"Gue capek anjingg.... ".tiba-tiba suara meyhan bergetar seperti ingin menangis. Rayan yang mendengar itu sontak turun dari motornya dan langsung mengangkat kedua tangannya.

"Gue gak ngapa-ngapain lo loh, kok nangis? ".

"a-awas lu ya b-bangsat, gue l-la-lagi gak mood ma-malah di ber-candain... ".ucap cewek itu sesegukan sampai orang-orang yang ada di parkiran sana jadi melirik ke arah mereka.

Terutama ke arah rayan, mereka mengira rayan telah berbuat sesuatu sampai membuat cewek malang itu menangis.

"Gak lakik banget lu buat cewek nangis".cibir salah satu dari mereka

"E-ehh bukan gue sumpah, gue gak ngapa-ngapain dia".ucap rayan jujur namun tidak di pedulikan.rayan beralih menatap meyhan, ia lalu mengusap pipi meyhan yang basah terkena air mata."lo kenapa anjir, Tiba-tiba gini".

Tangisan meyhan terhenti, ia menghela nafas. Padahal dirinya sudah janji tidak akan menangis lagi namun apa daya

Hatinya tidak sekuat itu.

Meyhan menatap rayan yang tampak bingung dengan tingkahnya, cewek itu menggeleng. "Gak, gue pulang duluan".ucapnya lalu segera tancap gas begitu saja.

Rayan bengong."kenapa sih tuh cewek"

***

Beberapa minggu kemudian.....

Seseorang terlihat berjalan sempoyongan, ia memegangi dadanya yang terasa sesak.keringatnya berjujuran dan nafasnya tersengal-sengal.langkah kakinya perlahan terhenti dan lemas.

Sudah tidak kuat lagi ia menjalankan kakinya, akhirnya dirinya terduduk di tanah.masih memegangi dadanya yang terasa sesak, ia mencoba menelfon seseorang untuk menolong dirinya.

Nafasnya tak teratur, ia mengetik nomor seseorang.sesak di dadanya semakin menjadi-jadi sampai akhirnya tangannya tak kuat memegangi hp dan menjatuhkannya.

Kini kedua tangannya memegangi dadanya, ia berusaha mengatur nafas dan mengendalikan dirinya. Berusaha bangkit namun tak bisa.

Matanya yang ingin terpejam Melihat seseorang yang datang ke arahnya,tangannya terangkat seakan memberikan isyarat pada orang itu agar menolongnya.

"T-tolong... ".lirihnya.

Orang itu mendekat, wajahnya terlihat panik.beberapa kali orang itu mengucapkan sesuatu namun tak terdengar olehnya.orang itu menariknya ke dalam pelukan.

"T-tolong... ".ucapnya pelan kemudian pingsan di pelukan orang itu.

Next-

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang