Malam tiba. Usai makan malam bersama triplets, Angga sempat duduk-duduk sebentar di ruang tengah. Di rumah ini tak ada televisi. Jadi tak ada yang bisa ditonton.
Triplets pun sudah masuk ke kamarnya, mereka masih tak mau dekat dengannya. Ya bisa dimaklumi, semua karena sikap buruk pemilik asli sebelumnya pada mereka.
Angga beranjak ke kamarnya. Melihat ponsel yang tergeletak di meja. Dia berpikir belum memeriksanya sampai sekarang. Angga mengambilnya dan melihat apa saja isinya.
Semua normal. Walau sikapnya buruk, tak ada file buruk dalam ponselnya. Kecuali, pemilik asli yang suka membeli saham melalui salah satu aplikasi persahaman yang tidak dia pahami.
Ingat bukan, Angga saja hanya lulusan SMA yang nilainya pas-pasan.
Mana paham beginian?!
Pemilik asli pun tampaknya tidak terlalu ahli juga dalam bermain saham. Terlihat dari hasilnya yang buruk. Bukannya beruntung namun malah merugi.
Memang ya, bermain saham itu kalau berhasil untungnya besar. Kalau gagal ya buntung dapatnya.
Dapat Angga akui bahwa pemilik asli cukup berani dalam hal ini. Buktinya, sebelumnya dia adalah pengusaha, yang sayangnya bangkrut. Tetapi pernah menjadi seorang pengusaha berarti dia memiliki bakat, walau bakatnya tidak tinggi. Setidaknya, masih memiliki.
Angga melihat riwayat chat pemilik asli. Kebanyakan hanya pesan dari teman seperjudiannya. Tak ada pesan terbaru dari teman masa sekolah atau kuliah. Kalaupun ada, pesannya itu sudah lama sekali. Mungkin ketika pemilik asli belum mengalami kebangkrutan. Memang ada ya teman yang seperti itu. Kalau berhasil didekati, kalau jatuh ya dijauhi.
Angga meletakkan ponselnya. Merebahkan diri di ranjang keras milik pemilik asli yang sudah reyot dan hampir roboh. Berpikir keras tentang pekerjaan yang akan dicarinya besok.
Setelah gagal pemilik asli juga bekerja serabutan, walau sering mengeluh dan malas.
Angga pun berpikir perkerjaan yang dapat dilakukannya saat ini juga pekerjaan serabutan. Entah apa yang akan didapat nanti, dia harus siap.
Setelah memikirkan semua, Angga tiba-tiba teringat dengan triplets.
"Sistem, entah kenapa aku merasa familiar dengan ketiga anak kembar pemilik tubuh asli ya? Lio, Nio, dan Lia..."
"Ya, Tuan rumah! Anda mungkin pernah mendengar."
"Sebenarnya, dunia ini merupakan dunia paralell yang diringkas dalam sebuah novel. Mungkin Anda pernah mendengar novelnya. Judulnya 'Vin & Ely Love Story' sebuah novel fiksi remaja yang menceritakan kisah cinta antara kedua protagonis yang bernama Vincenzo dan Elyana. Sedangkan Lio, Nio, dan Lia merupakan figuran dan antagonisnya. Ketiganya memiliki kehidupan yang buruk sejak kecil.
Lia (Adellia Aghnia Abrisam), si bungu sebagai antagonis wanita menyukai Vincenzo yang pernah menjadi matahari kecil di hatinya.
Nio (Arsenio Ardana Abrisam), si kembar kedua itu menjadi antagonis laki-laki pertama karena menyukai Elyana, yang pernah juga menjadi matahari kecil di hatinya. Di sisi lain dia juga menyayangi adiknya, jadi keduanya bekerja sama untuk mendapatkan orang yag dicintainya.
Tapi sayang, namanya antagonis mereka takkan berhasil. Malahan berakhir buruk. Keduanya dikeluarkan dari sekolah, Lia depresi dan Nio dipenjara.
Sedang Lio (Anselio Arkana Abrisam), si kembar pertama atau kembar sulung itu hanyalah pemeran figuran, karena dia tak bersekolah tapi bekerja demi membiayai adik-adiknya. Diusianya yang begitu muda dia mampu mendirikan perusahaan sendiri, tapi akhirannya buruk. Perusahaannya yang cukup baru itu bangkrut akibat ulah protagonis laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasyAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...