Angga akhirnya telah sampai di tujuannya, yaitu sebuah taman tertutup yang disewakan. Namun, Jovita yang hendak diberi kejutan, ditutup matanya dengan kain gelap dan halus sejak dalam perjalanan tadi, sehingga tidak mengetahui dimana keberadaannya saat ini. Gadis itu menjadi sangat penasaran dan deg-degan. Semua ini atas usul triplets soal penutup mata, hasil searching di internet.
"Apakah kita sudah sampai?" tanya Jovita gugup.
"Ya, kita sudah sampai."
"Apakah aku sudah boleh membuka penutup matanya, Mas?"
"Belum, jangan dibuka dulu."
"Ayo, aku bantu turun mobil dulu." lanjut Angga kemudian keluar membantu Jovita turun dari mobil.
Keduanya berjalan perlahan, dengan Angga yang menuntun Jovita menuju tempat yang sudah disiapkannya. Jalanan di taman itu gelap, namun Angga dengan penglihatannya yang baik dapat melihat jalan dengan jelas.
"Sampai, kamu bisa membukanya." ujar Angga sedikit gugup juga.
"Oke, kalau begitu aku buka ya, Mas."
Ta-da.
Jovita yang menantikan seperti apa rupa kejutan itu tercengang dengan situasi gelap di sekelilingnya. Dia bertanya dengan nada agak cemas. "Mas, ini kita dimana?"
Angga tidak langsung menjawab. Membuat Jovita panik. Apalagi dia tak bisa melihat lelaki itu dalam kegelapan. Malam itu memang cukup sunyi dan gelap karena bulan tertutup awan mendung sehingga tak dapat menyinarkan cahayanya. Hanya penglihatan sangat remang-remang saja yang ditangkap, namun tak jelas.
"Jovita."
Suara Angga yang dalam dan tiba-tiba datang itu membuatnya sedikit melepaskan kecemasannya.
"Mas, kamu ini... Akhirnya aku denger suara kamu. Aku kira kamu dimana, ugh." Jovita menyampaikan keluhan kecilnya dengan nada tercekat.
"Maaf...."
"Sejujurnya aku ingin memberimu kejutan, tetapi aku tak tahu apakah kau akan menerimanya dengan senang hati. Aku juga bingung hendak memulai dari mana."
"Kalau begitu aku akan senang dengan apapun yang kamu berikan, tapi jangan buat aku ketakutan seperti tadi."
"Iya, maaf...."
"Kalau begitu kamu tutup mata sebentar ya, lalu buka setelah menghitung lima detik dibenakmu."
Jovita terkekeh kecil. "Apa sih kejutannya, aku jadi penasaran..."
1, 2, 3, 4, 5
Jovita membuka matanya, yang dilihatnya tetap gelap.
Tringg!!!
Namun, hanya sedetik kemudian, tiba-tiba keadaan sekitar menjadi terang. Bukan terang karena lampu yang tiba-tiba berpijar tapi suatu hal bercahaya yang membuat mulut Jovita sampai ternganga takjub dan tak percaya.
"Waahh...."
Jovita memandang sekelilingnya yang tampak seperti alam semesta dengan berbagai planet dan bintang-bintang yang bercahaya terang mengelilingi keduanya. Keduanya seakan berdiri dan melihat alam semesta yang sesungguhnya.
Jovita mengangkat tangannya, menyentuh salah satu bintang bercahaya di dekatnya. Cukup bingung mengapa terlihat seperti benda padat dan melayang padahal sebelumnya dia tak merasa menabrak apapun. Tetapi ketika menjangkaunya, tangannya hanya menggapai udara tidak ada benda padat yang dapat disentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasíaAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...