Angga akhirnya mendapat pekerjaan sebagai petugas delivery di sebuah restoran yang cukup besar, untuk mengantar makanan pada pelanggan. Sayang sekali di dunia ini tidak ada aplikasi semacam Gr*b, Goj*k, Shopeef**d, dan sejenisnya yang mana siapapun dapat mendaftarkan sendiri pekerjaannya.
Takeaway di restoran tempatnya bekerja, belum menggunakan sistem aplikasi. Menu-menunya hanya bisa dilihat di web khusus restoran, para pelanggan dapat memesan dengan menghubungi nomor telepon restoran yang tertera.
Angga langsung bekerja hari itu juga sembari menunggu panggilan dari perusahaan yang dilamar sebelumnya. Hari pertama dia bekerja tak terlalu lama sebagai percobaan. Bosnya pun cukup puas dengan kerjanya. Namun, hari selanjutnya dia harus lebih rajin, begitu katanya.
Hari sudah sore ketika dia pulang dari kerja. Angga khawatir apakah triplets sudah makan. Walau dia memang sudah menyiapkan makanan sebelumnya. Tapi dia masih cemas soal anak-anaknya.
"Papa pulang!" ujar Angga ketika masuk rumah. Pria itu mencoba membiasakannya. Walau tahu, pasti tak akan ada yang menjawab. Lagi pula, anak-anaknya masih pada takut dirinya.
"Kenapa mereka tidak ada di rumah?" gumam Angga heran.
Angga menelusuri seluruh rumah tak mendapati mereka. Tumben sekali, biasanya mereka sudah pada pulang.
Angga memutuskan mencari mereka keluar. Dia khawatir terjadi sesuatu pada mereka.
"Sistem, apakah terjadi sesuatu pada mereka?"
"Ya, Tuan rumah."
"Kenapa kau tak memberitahuku?"
"Anda tidak bertanya sebelumnya, Tuan rumah. Sistem juga ingin tahu seberapa peduli Anda pada ketiga anak kembar pemilik asli."
"Karena aku telah menjadi pemilik tubuh ini maka aku juga menganggap mereka anakku sendiri sekarang. Tentu saja, aku benar-benar khawatir kepada mereka. Bukan hanya sebatas misi saja." Angga berucap menggebu-gebu. Untung saja tidak ada orang disekitarnya.
"Lain kali beri tahu aku Sistem kalau mereka dalam bahaya atau terjadi sesuatu pada mereka," tambahnya.
"Baiklah, Tuan rumah!"
"Lalu apa yang terjadi pada mereka?"
"Mereka sedang mengalami pembullyan, Tuan rumah."
"Cepat, tunjukkan lokasi mereka!"
Sistem akhirnya memberitahu keberadaan triplets. Angga segera menuju lokasi tersebut tanpa pikir panjang. Hanya mengandalkan berlari pria itu akhirnya sampai karena lokasi triplets tidak jauh dari rumah.
****
Saat ini triplets tengah menghadapi sekelompok anak yang tampak angkuh dan menatap penuh ejekan.
"Huh, dacal ndak punya mama lagi!" (Huh, dasar nggak punya mama lagi!)
"Kalian nakal cih, akanya mamanya pelgi! Lacaian!" (Kalian nakal sih, makanya mamanya pergi! Rasain!)
"Lia punya mama!" Lia terisak sedih.
Berbeda dengan adiknya, Nio malah berteriak marah pada mereka. "Kami ndak utuh mama!"
"Sudah, sudah, jangan dipelhatikan meleka! Kita pulang aja." Lio menimpali.
"Haha, ndak punya mama! Ndak punya mama!"
Mereka hendak pergi dengan kepala tertunduk. Tapi, salah satu dari mereka menghalangi. Mengejek dengan keras. Nio yang terlalu emosi berlari mendorongnya keras, sampai anak itu jatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasiAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...