Part 23

25.9K 2.4K 55
                                    

"Kenapa kalian repot-repot datang membantu kami pindahan?" ujar Angga tak enak begitu melihat Jovita dan Vin yang datang membantu mereka pindahan.

Angga tahu keduanya pasti tahu masalah kepindahannya dari triplets.

"Tidak masalah. Kami senang bisa membantu." Jovita berkata ringan.

"Vin itu berteriak-teriak pengen segera liat rumah baru triplets juga katanya." lanjutnya dengan sedikit menggelengkan kepala.

Keduanya kemudian mengamati triplets dan Vin yang sudah masuk rumah baru dengan heboh. Terutama Lia dan Nio yang sibuk memamerkan rumah baru mereka pada Vin. Padahal rumah Vin pasti jauh lebih bagus dari rumah mereka ini. Tetapi protagonis kecil itu sangatlah rendah hati dan tidak sombong, tidak menghina sedikitpun sikap triplets. Malahan lelaki kecil itu ikut excited.

"Liat itu kak Vin ada taman juga lumah Lia cekalang!"

"Lumah kami juga tingkat! Ada tangganya lho!"

"Kata papa di taman akan dikasi ayunan! Lia ceneng banget!"

Dan bla...bla... bla...

Di belakang anak-anak, Jovita ikut melihat-lihat dan berkomentar. "Rumah ini memang sangat baik ya, nyaman juga rasanya."

"Iya,Vit. Aku juga mutusin pindah biar anak-anak punya tempat tinggal yang lebih nyaman."

Jovita menyetujui perkataan Angga itu. "Hmm, bener sih."

"Lihatlah mereka begitu excited!" lanjutnya ikut tersenyum melihat anak-anak bahagia.

Setelah menata sebagian besar barang, karena hari sudah siang Angga memutuskan untuk beristirahat dulu. Dia mengajak anak-anak dan Jovita ke salah satu restoran terdekat.

"Ayo, kita cari makan siang dulu, anak-anak!"

"Baik, Pa!"

Restoran yang mereka datangi bukan restoran mewah, tapi standar. Angga ingin mentraktir Vin dan Jovita karena keduanya banyak membantunya dan triplets. Angga sebelumnya juga sudah menanyakan apakah keduanya mau jika makan di restoran sederhana namun terjamin kebersihannya. Ternyata, mereka mau-mau saja.

"Aku bukan tipe orang yang harus selalu makan di tempat yang mahal." Begitulah kata Jovita. Wanita itu juga sering mengajarkan keponakannya agar hidup sederhana, seperti makan di restoran biasa, tidak selalu memakai baju brended, dsb.

"Apakah enak anak-anak?" tanya Angga pada keempat anak tersebut.

Lagipula ini juga pertama kalinya mereka makan di restoran ini. Tak ayal jika Angga menanyakan pendapat tersebut pada anak-anaknya juga.

"Enak kok Pa!"

"Milip macakan Papa juga!"

"Hmm, enak."

"Enak kok om."

Setelah itu mereka kembali makan, sesekali ada perbincangan juga di antara mereka.

"Oh ya Mas Angga, Triplets. Aku dan Vin sebenarnya juga mau mastiin apakah besok kita jadi ke taman hiburan?"

"Aku sih terserah anak-anak bagaimana keinginan mereka." Setelah berkata seperti itu, Angga mengalihkan perhatiannya pada triplets. "Bagaimana anak-anak soal yang dimaksud tante Vita? Apakah kalian besok mau ke taman hiburan?"

Tentu saja ketiganya serentak menjawab, "Mau, Pa!"

Triplets sangat ingin ke tempat bernama 'taman hiburan' itu. Katanya banyak wahana-wahana permainan seru untuk anak-anak, juga dapat dimainkan bersama orang tua.

Our Awesome Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang