Siang hari sudah ketika Jovita mendatangi kantor Rosmala. Gadis itu sudah membuat janji melalui pesan sebelumnya jika ingin bertemu dan mengatakan suatu hal yang penting pada kakak iparnya itu. Rosmala juga menjawab bisa menemuinya serta membicarakan sesuatu dengan adik iparnya itu terutama mengenai putranya yang biasa di asuh Jovita.
"Mbak Ros."
"Oh, Vit! Kamu dah di sini. Duduk dulu sana!"
Setelah menyelesaikan dokumennya, Rosmala menghapiri Jovita.
"Kamu mungkin tahu mengenai apa yang ingin kubicarakan. Ya, ini tentang Vincenzo. Kamu tahukan kalau dia tadi malam kabur dari rumah dan memilih menginap di rumahmu?" ujar Rosmala tanpa basa-basi.
Sebelum Jovita menjawab, Rosmala sudah meneruskan, "Aku mendengar kalau anak itu berteman dengan bocah-bocah miskin di sekolahnya. Katanya mereka anak nakal juga. Tetapi semalam Vin malah membela teman-teman gak jelasnya itu!"
Usai Rosmala melampiaskan keluhannya, Jovita ingin menyela. "Mbak-,"
Namun sayang, karena Rosmala terus melanjutkan, "Aku nggak tahu apakah kamu tahu tantang mereka sebelumnya karena kamu yang sering merawat Vin selama ini. Kalau kamu tahu, kenapa kamu nggak ngasih tahu aku sama Mas Damar kalau puutraku itu berteman dengan anak-anak nakal yang nggak jelas asal-usulnya?!"
Jovita yang tak kuat menahan amarahnya lagi berkata dengan nada membentak. "MBAK!!"
"Kamu ikutan Vincenzo Vit, jadi membentakku juga?!" Rosmala mendengarnya tak suka.
"Mbak itu udah keterlaluan tahu nggak?!" sentak Jovita.
"Kamu-," Rosmala ingin menunjuknya tapi tak tahu harus membalas apa karena saking marahnya pada adik iparnya itu.
Sebelum Rosmala bisa berkata apa-apa, Jovita menyela, "Mbak bilang Enzo berteman dengan anak-anak nggak jelas. Aku tahu itu, tapi mereka bukan anak-anak nakal yang nggak jelas! Mereka adalah anak-anak yang baik makanya aku izinin."
Jovita mengambil nafas disela nafasnya yang terengah-engah karena berbicara cepat. "Enzo juga butuh teman, Mbak! Mbak harus tahu itu. Dia masih anak-anak yang perlu bermain seperti anak seusianya, bukan harus selalu dikekang. Makanya, kedatangan triplets aku sambut baik karena mereka tulus berteman dengan Enzo."
Sebenarnya Rosmala juga sadar akan hal itu, tetapi mengingat Vin adalah pewaris perusahaan mereka makanya perlu dikekang dan banyak belajar. Walau dalam hatinya sebagai seorang ibu, dia juga ingin anaknya bahagia. "Tapi mereka dari kalangan bawah, Vit! Apa kamu yakin mereka tulus atau hanya sekadar mau pansos sama Vin aja!"
"Mereka masih anak-anak Mbak, harusnya Mbak mengerti kalau hati anak-anak itu masih tulus dan tak banyak pikiran busuknya." Jovita berusaha memberi pengertian.
"Ya siapa tahu kalau orangtuanya yang menyuruh mereka mendekati anakku!" kata Rosmala jutek.
"Mbak dari mana tahu kalau mereka anak kalangan bawah? Apakah Mbak sudah menyelidiknya sendiri?" tanya Jovita sembari menyipitkan mata.
Rosmala terdiam mendengar pertanyaan adik iparnya ini. Ya, sebenarnya dia belum menyelidiknya sendiri sih!
Tetapi mengingat perkataan itu dari teman sekelas Vin sendiri, bukankah itu mungkin benar?
"Itu kata teman sekelas Vin juga. Namanya Elyana, dia anak yang baik dan sopan. Kemarin ketika barang-barangku jatuh dia langsung membantuku, dan dari dialah aku tahu situasi Vin saat ini!"
Ketika Jovita mendengar nama itu, dia tertagun. Elyana, bukankah itu anak licik yang dikatan Enzo dan triplets sebelumnya?
Setelah mengganggu Lia, mengapa dia sekarang menganggu mama Enzo? Apalagi dengan menjelek-jelekkan nama triplets di depan kakak iparnya itu?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasyAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...