Sesuai janji sebelumnya, Jovita dan Angga merencanakan pertemuan dengan Damar dan Rosmala di salah satu restaurant ternama. Alasannya untuk mengundang mereka makan malam bersama, walau aslinya pertemuan dengan calon besan.
Dengan memakai setelan jas yang rapi dan wangi, Angga menjemput Jovita dulu di rumahnya. Dia kali ini tak mengajak triplets karena kakak dan kaka ipar Jovita itu belum tentu akan menerima mereka. Daripada mereka nanti mendapat cacian dan hinaan yang tidak menyenangkan terutama dari Rosmala -yang kata Jovita cerewet dan pedesnya bukan main- lebih baik tidak mengajak mereka dulu, bukan? Angga juga tak ingin mereka sedih nanti.
Memasuki pandangannya, Angga terpesona melihat Jovita yang tampak cantik dan mempesona dengan gaun selututnya. Walau acara makan malam mereka ini tidak formal, tetapi mereka tetap berpakaian rapi dan sopan untuk bertemu Damar dan Rosmala agar dianggap kalau pertemuan ini benar-benar penting dan berarti bagi mereka, serta mereka sangat menghargainya.
Tiba di restaurant yang telah ditentukan, Angga dan Jovita masuk ke dalam kemudian diarahkan pelayan menuju tempat pribadi yang dipesan. Rosmala dan Damar belum tiba. Mereka menunggu beberapa saat sampai keduanya tiba tak lama kemudian.
"Mbak Ros! Mas Damar!" sapa Jovita melihat keduanya masuk.
"Silakan duduk!"
"Mbak...Mas...," Angga juga menyapa dengan sopan.
Damar hanya mengangguk singkat sebagai balasan, namun Rosmala mendengus menampakkan ketidaksukaannya. Tetapi Angga tidak masalah. Itu lebih baik daripada bersikap munafik di depannya.
"Mau pesan apa, Mbak Ros, Mas Dam?" Jovita bertanya.
Setelah menyebutkan pesanan mereka pada sang pelayan, sambil menunggu datangnya makanan mereka mulai berbincang cukup serius.
"Kamu Angga ya, saya Damar, kakanya Jovita." Damar menoleh pada istrinya yang tampaknya tak mau memperkenalkan diri, jadi dia yang memperkenalkannya. "Ini istri saya, Rosmala. Juga ibunya Vincenzo, yang katanya teman ketiga anak kembar kamu."
"Iya, Mas. Saya Angga Abrisam, papa triplets juga kekasih Jovita." Angga memperkenalkan diri dengan rendah hati.
"Kekasih? Emang udah kami setujui." Rosmala mulai menyela dengan pedasnya.
"Mbak Ros!" Jovita memperingatinya.
Rosmala sangat tak senang melihat Jovita menentangnya dan malah membela lelaki itu di depannya.
"Kamu itu yang tenang dulu." Damar di sampingnya juga mengingatkan dengan bisikan, walau Angga bisa mendengar.
"Kudengar kamu pengusaha ya? Pengusaha apa memang?" Damar mulai pembicaraan lagi.
"Perusahaan IT, Mas."
"Warnet gitu, maksudnya palingan," dengus Rosmala dengan suara kecil.
"Hush!" peringat Damar lagi.
Setelah memperingatkan istrinya, Damar kembali menatap Angga. "Wah, bagus itu! Perusahaan IT sekarang perkembangannya bagus tetapi juga cepat jatuh jika tidak ada inovasi dalam pengembangannya."
"Tenang saja Mas Dam, Angga ini jenius orangnya, pandai sekali masalah IT... jadi soal inovasi pasti selalu ada." jelas Jovita bangga.
"Oh ya, bagus itu. Kalau kamu butuh kontak bisnis saya mengenal beberapa orang yang mungkin cocok diajak kerjasama."
Ketika Damar mengatakan ini, Rosmala sangat tidak senang. Dia berpikir si lelaki bernama Angga ini pasti hanya ingin mendaki mereka saja bukan? Biar mendapat banyak relasi untuk bisnisnya. Jadi walau tak mengatakan apapun dia hanya mendengus, "Huh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantastikAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...