Part 46

15.7K 1.6K 45
                                    

"PERBUATAN BAIK APA YANG TELAH KAU LAKUKAN?!!"

Ketika Herman tiba di rumah, hal pertama yang dilakukannya adalah meneriaki putrinya yang membuatnya kecewa. Kalimatnya terdengar seperti menanyakan pertanyaan yang baik tetapi sebenarnya adalah sindiran tajam.

Yap, sebenarnya dokumen tadi merupakan penyelidikan terhadap putrinya yang dilakukan oleh pihak lain. Selain dokumen, ada beberapa rekaman video. Herman dapat menduga alasannya. Tampaknya pihak lain mengetahui kalau putrinya lah penyebab semuanya. Herman saja yang awalnya tak mempercayainya harus percaya dengan bukti tersebut. Ternyata putrinya yang ingin mendekati putra keluarga Rashad, melihat putra keluarga Rashad itu berteman dengan triplets membuat putrinya iri.

Herman merasa kepalanya berdenyut saat membacanya, putrinya yang dianggap baik hati dan polos ternyata bersembunyi terlalu dalam. Padahal putrinya masih sangat kecil. Herman tak tahu apakah itu turunan dari istrinya, yang memang juga suka membuat trik, pura-pura menjadi wanita lemah dan lembut, padahal sebenarnya sangat kejam.

Pihak lain sangat akurat dalam penyelidikannya. Kali ini Herman harus mengakui pihak lain tampaknya sangat kuat. Benar-benar menakutkan jika membuatnya menjadi musuh. Mungkin, semua serangan yang ditujukan padanya merupakan peringatan. Jika dia bersikeras, mungkin semua usahanya yang dibangun susah payah akan lenyap.

"Ada apa sih, Mas?" tanya Dewi, istrinya itu dengan nada lembutnya yang berusaha menenangkan suaminya.

"Lihatlah, kelakuan 'baik' anakmu itu! Dia berpura-pura dianiaya padahal dirinya yang bersalah! Membuat musuh untuk perusahaanku saja."

Elyana yang baru terkena bentakan papanya berpura-pura merasa bersalah dan menundukkan kepalanya. Dalam hati, gadis kecil itu menegang dan bingung. Bagaimana papanya bisa tahu?

Apakah Papanya menyelidiki kebenarannya dulu?

Bukankah sebelumnya Papanya bilang akan selalu percaya padanya?!

Elyana yang tak tahu kebenarannya mengira begitu. Dia belum tahu kalau perusahaan papanya mengalami serangan akibat ulahnya.

Gadis itu mengira papanya telah bertindak sebelumnya, tetapi nyatanya tidak ada hasil. Triplets masih terlihat bahagia dan bersekolah dengan tenang. Dia hanya bisa menunggu dengan tidak sabar. Tetapi, tampaknya papanya tidak dapat diandalkan!

"Kenapa kau bohong sama Papa, Elyana?!"

"Mas..." Dewi berusaha membela putrinya, namun segera dibentak Herman juga. "Kamu diam!"

Seketika wanita itu terdiam, takut berkata lagi malah akan menambah marah suaminya.

Sementara itu, Elyana terdiam dan berkata dengan lemah walau sebenarnya tak puas dalam hati, "El... El hanya ingin dekat dengan Vin saja kok Pa... tetapi memang benar kalau Vin tidak mau dekat-dekat dengan El karena si triplets."

"Kamu mau manjat keluarga besar Rashad itu?! Papa juga tahu kalau Vincenzo tidak dekat dengan anak lain selain kembar tiga itu. Lalu, kenapa kau mengatakan semua ini gara-gara mereka?! Bukankah seharusnya yang salah putra Rashad itu disaini tidak mau dekat denganmu? Kenapa kau tak menggunakan otakmu untuk berpikir sebelumnya?!"

Elyana geram mendengar ini. Emosi yang ditahannya pecah. "Memang kenapa kalau El mau deket sama Vin?! Apa tak boleh? Lagian El sangat menyukai Vin!"

"Dan El nyalahin triplets itu karena kebenarannya begitu kok, Pa? Jika tidak ada triplets pasti Vin bakal temenan sama Ely!" lanjutnya menggebu-gebu.

Herman curiga ada yang salah dengan pemikiran putrinya. Apa menyukai orang lain membuatnya menjadi sebodoh itu?

Bukankah putrinya hanya iri akan kedekatan si kembar tiga dengan putra Rashad itu?!

Dalam dokumen yang diterimanya, dikatakan bahwa putrinya bahkan mendekati Rosmala agar dekat dengan Vin dan pada akhirnya diblokir oleh Rosmala karena wanita itu mencurigai motif putrinya. Herman sakit kepala rasanya usai membaca. Sudah menyinggung perusahaan TripleA Technology Inc, apakah perlu menyinggung perusahaan keluarga Rashad pula?

"Sudah, jangan salahkan mereka terus. Gara-gara sikap iri tidak jelasmu itu perusahaan papa yang harus jadi imbasnya!"

"Mulai saat ini kamu renungkan kesalahanmu di kamar. Jangan keluar sampai kamu menyadarinya!"

Usai mengatakan itu, Herman pergi menuju ruang kerjanya dengan bantingan keras pintu. Dia masih harus menyelesaikan tindak lanjut perusahaannya akibat serangan bertubi-tubi sebelumnya.

Sementara itu, Elyana terdiam dengan tangan mengepal tak terima. Kenapa jadi dia yang disalahkan atas semua?! Kenapa?!

"Nak...." sebelum menyelesaikan kalimatnya, Elyana sudah berlalu menuju kamarnya, tak menggubris ibunya sama sekali.

Menurutnya ibunya yang lemah mana bisa membantunya, walau Elyana tahu wanita itu sering berpura-pura dan cukup kejam tetapi sama sekali tak sekuat itu, kelemahannya adalah sangat takut dan penurut pada suami a.k.a ayahnya itu. Huh, menyebalkan!

***

Brakk!!

Pyarrr!!!

Elyana menyapu semua barang diatas meja riasnya, tidak banyak sebenarnya karena dia masih kecil dan tak ada berbagai macam kosmetik layaknya remaja atau dewasa.

Menatap cermin, Elyana bisa melihat dirinya yang belum terlalu tinggi tetapi memiliki ekspresi kejam dan agak gila di wajahnya, yang tidak sesuai usianya.

"Kenapa?!"

Kenapa semua rencananya tidak ada yang berjalan lancar?!

"Kenapa triplets terutama Adelia itu selalu menjadi penghalang bagiku bersama Vin? Kenapa?!"

"Padahal akulah Yang Terpilih! Tapi kenapa semuanya jadi begini?!"

Elyana terus-menerus bergumam tak terima. Dia berpikir jika dirinya adalah 'Yang Terpilih' maka seharusnya dia akan menjadi pemenang kehidupan layaknya protagonis dalam cerita.

Tiba-tiba sebuah pemikiran terlintas dibenaknya. Karena dia masih kecil, bukankah ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan para penghalang itu?!

"Ya, aku harus menyingkirkan penghalang-penghalang sialan itu!"

"Lagi pula, aku tidak akan mendapat hukuman kan karena usiaku?"

Dan kali ini dia pastikan tak boleh ada orang lain selainnya yang tahu. Jadi Elyana harus berhati-hati dalam menjalankan rencananya dan memikirkan matang-matang sebelum bertindak.

Tetapi dia tak sabar. Dia harus bertindak secepatnya!

"Ya, semakin cepat semakin baik, bukan?" tanyanya pada diri sendiri dengan seringaian kejam di wajahnya.

"Aku sungguh tak sabar menantikannya," lanjutnya diakhiri kekehan kecil.

Tak tahu saja, bahkan saat ini ponselnya telah diretas Angga. Angga pun memiliki sistem yang dapat memantau pergerakannya walau tidak melalui alat elektronik apapun. Sistem bisa bertindak layaknya kamera tersembunyi bukan, hehe.

*****

Note: Alasan Elyana bisa membuat banyak trik diusianya yang sekecil itu karena usia jiwanya kan dewasa guys, wkwk. Jadi jangan heran yaaa...

Tbc.

Don't forget to vote andcomment😊

Our Awesome Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang