Acara pentas seni berlangsung meriah. Angga menontonnya dengan santai hingga tibalah tampilan dari kelas triplets dan Vin. Mereka menampilkan drama kanak-kanak disertai dengan tarian. Tokoh utamanya tak lain adalah Elyana. Angga sangat tahu itu.
Angga mengamati setiap gerak dan ekspresinya. Apakah itu akting atau tarian semua sangatlah bagus. Seperti bukan yang seharusnya dilakukan anak kecil. Walau Angga tahu beberapa anak memang berbakat, tetapi untuk protagonis wanita ini Angga memiliki kecurigaan.
Entah itu seorang transmigrator... atau seorang yang terlahir kembali.
Ya, selain transmigrasi, Angga juga menemukan suatu keajaiban lain yaitu terlahir kembali.
Angga bingung, apakah Elyana ini seorang transmigrator. Jiwanya dari dunia lain yang mungkin pernah membaca novel Vin&Ely, sehingga saat bertransmigrasi ke dunia ini dia tahu bahwa Vin adalah protagonis pria dan dia adalah protagonis wanitanya, sehingga Elyana mendekati Vin lebih awal agar dapat bersamanya.
Kasus kedua, dimana Angga curiga Elyana terlahir kembali. Dimana Elyana tahu dalam kehidupan sebelumnya jika dia bersama Vin sehingga di kehidupan ini dia juga ingin lebih awal bersama Vin sehingga mendekatinya.
Manakah yang benar?
Atau semuanya salah?
Tampaknya selain mengawasi Elyana, dia juga harus bertemu secara langsung dengan gadis itu agar bisa mengetahui rahasia dibaliknya.
Tetapi Angga belum mempertimbangkan untuk saat ini. Bukannya dia takut pada gadis kecil itu, dia hanya waspada. Siapa tahu mungkin jiwa Elyana adalah transmigrator yang memiliki beberapa keahlian?
Walau melalui pengawasan Angga selama ini, tidak ditemukan keahlian apapun sih!
Kembali pada pentas seni yang telah selesai, dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba. Angga bisa melihat kalau ketiga anaknya mendapat hadiah, walau hadiah milik Nio adalah hadiah kelompok namun kebetulan anaknya itu ialah perwakilan yang maju mengambilnya. Jadi Angga bisa memotret serta memvideokan ketiganya di saat penerimaan hadiah berlangsung. Jovita pun tampaknya mengikuti kegiatannya dengan ponselnya sendiri.
"Papa, lihat hadiah kita! Lia dapat piala!" seru Lia ketika dia dua kakaknya menghampiri Angga setelah acara usai.
"Tapi sayang pialanya dipanjang di kelas! Tidak bisa dibawa pulang deh!" lanjut gadis kecil itu agak kecewa.
"Bisa kok nanti kalau dah naik kelas." ucap Lio memberitahu.
Mata Lia berbinar. "Benarkah?! Yeayy, kalau gitu nanti pialanya bisa dipajang di rumah!"
"Punyaku yang mungkin gak bisa kubawa." sesal Nio megetahui itu.
"Lagian Kak Nio ikutnya lomba kelompok sih!"
"Vin dimana anak-anak?"
"Kak Vin mungkin sebentar lagi datang. Soalnya dia-kan ketua kelas jadi harus ngurusin sesuatu dulu, katanya tadi." jelas Lia yang memang bertemu Vin sebelum menghampiri papanya.
"Oh begitu."
Tak lama kemudian yang dibicarakan datang, Vin sudah menyelesaikan urusannya sehingga mereka dapat pulang. Yap, usai acara sebelumnya para murid sudah bisa pulang bersama wali atau orang tua mereka.
"Kalau begitu, ayo kita cari restoran untuk makan siang setelah ini." Keputusan Angga diangguki yang lain.
"Vin!"
Panggil seseorang begitu mereka menuju tempat parkir. Ternyata Elyana, yang mendekati mereka dengan percaya dirinya.
"Ah, hai, El!" respon Vin cukup bingung, bukannya Lia yang sama-sama teman sekelas perempuan yang disapa. Tetapi kenapa malah dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasyAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...