"Kemarin katanya kalian diganggu ya?aku minta maaf ya Lio, Nio, Lia karena saat itu aku tidak bersama kalian saat kalian diganggu," ujar Vin dengan penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa Vin. Tidak perlu minta maaf juga, bro! Lagian itu juga bukan salah kamu." balas Nio menenangkan Vin.
Lia ikutan menyahut. "Iya, kak Vin kan gak salah apa-apa."
"Hmm." Lio hanya berdehem setuju.
Vin mengangguk, "Lain kali kalau kalian diganggu lagi bilang aja sama aku. Aku pasti akan segera menolong kalian."
"Kami bukannya gak bisa membalas mereka. Hanya saja mereka tuh anak-anak orang berkuasa."
Vin berpikir, "Hmm, iya sih. Perusahaan papa Aldo memang hampir setara dengan perusahaan papa."
"Tapi jangan khawatir, aku pasti gak akan takut sama mereka hanya karena itu," lanjutnya menepuk dada bangga.
Nio menyahut, "Iya, papa juga bilang kami tidak perlu khawatir, begitu kok Vin! Katanya papa itu lebih hebat daripada yang kita kira lho!"
"Hmm, kalau dipikir-pikir benar juga. Om Angga mampu mendirikan perusahaan sebesar itu dalam waktu singkat, pasti sangat hebat!" pikir Vin mengingat perkataan Jovita mengenai betapa hebatnya Angga.
"Kak Vin, papa kemarin bertanya pada kita misal tante Vita jadi ibu kita, gitu. Apa kak Vin bakalan setuju jika kita akan jadi sepupu ipar?" tanya Lia.
Vin terkejut mendengar penuturan Lia. "Apa?! Tante Vita sama Om Angga bersama?"
Vin belum terpikir akan hal itu. Ah, tidak! Sebenarnya dia pernah memikirkan sebelumnya jika suatu hari nanti tantenya akan menikah bersama orang lain dan mempunyai anak sendiri. Mereka pasti akan menjadi keluarga bahagia.
Lalu, dirinya bagaimana?
Vin memikirkan itu.
Apakah dirinya akan sendirian lagi, dengan orang tuanya yang selalu sibuk bekerja?
Tetapi jika orang tersebut adalah Om Angga a.k.a papa triplets, sepertinya tidak akan demikian. Dirinya mungkin tetap bisa berbaur dengan keluarga mereka. Tetapi setelah tantenya menikah, apakah semua akan tetap sama?
Karena, dia hanya orang luar bagi mereka.
Vin mulai merasa takut dan cemas.
Dia takut ditinggal sendirian di dunia ini.
"Jangan khawatir kak Vin! Jika kita jadi sepupu ipar, kita bisa lebih banyak waktu bermain bersama." Lia mencoba menenangkan Vin yang belum pulih dari keterkejutannya.
"Dan kita akan menjadi keluarga, bukankah begitu?" tambah Nio menepuk pundak lelaki kecil itu.
Vin menatap mereka, lalu tersenyum lega. "Ya, jika itu benar. Kita akan menjadi keluarga!"
Mereka mulai belajar bersama kemudian dilanjutkan bermain setelahnya.
Ketika waktunya Angga pulang dari kantornya, dia menghampiri Jovita yang sudah menunggu di depan kantor gadis itu, mereka sudah janjian sebelumnya akan memberitahukan semua pada triplets tanpa menunda waktu. Kebetulan Jovita ada waktu dan tidak sedang lembur.
"Papa pulang, anak-anak!"
Jovita terkekeh melihat tingkah lucu Angga itu. Angga hanya bisa meringis, sedikit malu karena kebiasaannya.
Lia yang mendengar itu dari ruang tengah segera menghampiri Angga. "Yeayy, papa pulang!"
"Ah, ada tante Jovita!" serunya melihat seseorang yang berdiri di samping papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasíaAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...