Ketika Elyana menghubungi Rosmala dan berkata untuk bermain lagi ke rumah Vin di akhir pekan nanti, Rosmala menolaknya dan beralasan kalau dia sedang sibuk dan ada perjalanan bisnis ke luar kota.
"kalau Vin-nya, Tante? Apakah akan ada di rumah?" tanya Elyana setelah mendengar Rosmala tak akan berada di rumah.
"Vin juga ada kegiatan katanya, maaf ya... Nak Elyana."
Mendengar suara di seberang telepon itu, Elyana tak bisa tak berpikir apakah ada yang salah. Entah alasan yang dikatakan itu benar atau tidak, Elyana dapat melihat kalau mama Vin tampak menolak menyambutnya. Tidak ada kedekatan serta kehangatan lagi dari nada suaranya.
Yap, sebenarnya Rosmala sudah mendapatkan bukti atas penyelidikannya. Dari penyelidikannya, gadis itu terlihat baik dan polos. Dia dari keluarga Pratama, keluarga yang kaya namun lebih rendah dari keluarganya. Setelah pindah ke sekolah baru yang sama dengan Vin, dia punya banyak teman. Namun, anehnya setiap ada kesempatan dia tampak ingin dekat dengan putranya. Dan dia juga tampak mengasingkan tiga anak kembar yang menjadi teman Vin itu.
Rosmala tak tahu apakah itu karena disuruh keluarganya untuk mendekati putranya, lagipula Vin dari keluarga Rashad yang ternama. Atau, gadis itu hanya tertarik dengan ketampanan Vin saja? Atau, bisa jadi dua-duanya... Rosmala tak tahu da tak peduli lagi. Lagi pula putranya juga menolak dekat dengan gadis itu jadi tak masalah.
Dari penyelidikannya, Rosmala juga baru melihat triplets—tiga anak kembar kekasih Jovita yang bernama Angga itu. Ketiga anak itu tidak terlihat buruk seperti yang dipikirkannya. Mereka malah terlihat tampan, cantik, dan menggemaskan. Lalu, Rosmala mengingat kalau mereka bertiga adalah putra pendiri TripleA Technology Inc. pantas saja mereka terlihat begitu baik. Tak salah Vin berteman dengan mereka pada akhirnya.
Kembali lagi pada Rosmala, setelah menutup telepon dari putri keluarga Pratama itu. Dia menghapus nomor dan memblokirnya. Tak ingin banyak berhubungan lagi. Lagi pula, menurutnya itu tidak penting dan tidak perlu terlalu dekat.
Di sisi lain, setelah telepon ditutup, Elyana mencoba mengirim pesan. Namun, ternyata nomornya diblokir.
'Sial! Kenapa wanita tua itu memblokirnya.' Batin Elyana kesal.
Apa jangan-jangan mama Vin mendengar sesuatu yang buruk tentangnya?
Secara kan Vin berteman dengan triplets, sedangkan dia sebagai rival alami triplets tampaknya diketahui oleh Vin. Mungkin saja Vin mempengaruhi mamanya agar membencinya dan tak berhubungan lagi dengannya.
Namun, bukankah sebelumnya tante Rosmala itu tampak sangat tidak menyukai triplets tetapi kenapa cepat sekali berubah?
Apa ada sesuatu yang tak diketahuinya?
Elyana sendiri tidak merasa kalau dirinya buruk. Dia merasa walau mendekati Vin —seperti yang lainnya, tujuannya untuk berteman terlebih dahulu. Jika sudah menjadi teman dekat, mungkin bisa meningkatkan hubungan. Itulah yang dipikirkannya, dan Elyana merasa tak ada yang salah dengan ini.
Karena tidak dapat menghubungi Rosmala, Elyana memilih mendatangi rumahnya keesokan harinya. Namun, kata pembantu rumah tangga keluarga Rashad, nyonya mereka tak ada di rumah. Elyana tak tahu apakah itu benar atau tidak. Saat bertanya apakah Vin ada, pembantu itu mengatakan kalau tuan mudanya sedang istirahat dan tak dapat diganggu. Elyana hanya bisa pulang dengan perasaan dongkol.
Kekesalannya bertambah lagi saat melihat kedekatan Vin dan Adelia di sekolah. Kenapa lagi-lagi harus Adelia yang mendapatkan perhatian Vin ?! Kenapa?! Tidak sebelumnya, tidak sekarang. Kenapa bukan waktunya?
Padahal dia adalah 'Yang terpilih' bukan?
(Alasannya yang pernah baca Rahasia Elyana pasti tahu kan, hehe)
Saat ini pun Elyana tidak tahu kalau Vin dan Adelia akan menjadi sepupu ipar, bahkan masih menganggap Adelia sebagai saingan beratnya.
Hatinya lagi-lagi di selimuti dendam, kesempatan kedua yang seharusnya diberikan padanya lagi-lagi tak digunakannya dengan baik.
Elyana langsung memikirkan cara lain untuk mendapatkan Vin lagi. Dalam hidup ini, dia pasti akan bersama Vin. Titik.
Setelah berpikir banyak cara, Elyana memutuskan untuk mengadu pada papanya. Dia ingin agar triplets tak bersekolah lagi di sekolah elit mereka, agar tak dekat lagi dengan Vin. Jadi, rencananya agar orang tuanya membantunya merusak karir papa triplets. Setahu Elyana, papa triplets itu bekerja di perusahaan besar, dan posisinya sepertinya cukup bagus, terbukti kalau bisa membeli rumah di kawasan mewah.
Saat ini Elyana tidak memikirkan cara yang terlalu ekstrim, karena dia masih terngiang-ngiang dengan hukuman yang ditanggung jika ketahuan melakukannya. Ya, sejujurnya dia agak trauma. Mengingat dirinya pernah juga melakukan hal itu, namun pada akhirnya tak ada yang berakhir baik.
Untuk melangsungkan rencananya, Elyana berekspresi sedih dan diam sedari tadi. Berbeda dengan yang biasanya ceria, murni, dan polos.
Benar saja, tak lama kemudian, papanya —yang melihatnya bersedih— mendatanginya dan bertanya dengan nada khawatir, "Ada apa Sayang, kenapa kamu terlihat murung begitu. Apa ada masalah, hmm? Ceritakan pada papa!"
"Hiks, tidak ada apa-apa kok, Pa. Hiks, hiks."
Melihat putrinya tak mau bercerita dan malah menangis sesenggukan membuat papa Elyana yang bernama Herman Putra Pratama itu semakin yakin ada yang tidak beres. "Bilang sama Papa, Sayang, jangan takut...Papa pasti akan selalu melindungi dan membela Ely."
Dalam hati Elyana bersorak 'yes, berhasil!'.
Kemudian dia melanjutkan akting sedihnya, "Bu-bukan begitu, Pa. Ely hanya tidak berani bilang. Ely takut kalau Papa tidak akan mempercayai Ely."
"Tidak, Papa pasti percaya dengan semua yang dikatakan Ely. Ely kan anak Papa yang cantik dan baik hati!"
Elyana terlihat agak ragu, namun dengan isakan dia bercerita, "I-itu... di sekolah barunya Ely kan ada anak kembar tiga gitu, tapi mereka tidak suka sama Ely. Ely bahkan tidak boleh berteman sama ketua kelas Ely yang namanya Vin, padahal Ely pengen punya teman yang pintar seperti Vin. Katanya Vin itu sahabat mereka saja, jadi yang lain tak boleh berteman, hiks, hiks."
Herman tak suka melihat putrinya menangis sedih. "Sehebat apa si kembar tiga itu sampai melarang putri Papa berteman dengan yang lainnya?!"
"Ely tidak tahu, hiks, hiks, tetapi Ely dengar papa triplets itu adalah salah satu eksekutif di perusahaan besar. Jadi, tak banyak yang berani melawannya." Jelas Elyana dengan karangan yang begitu bagus.
Herman jelas marah mendengarnya. "Hanya eksekutif saja, anaknya bisa searogan itu!Nanti biar Papa cek dulu perusahaan mana itu? Papa pasti akan mencari keadilan untuk putri Papa tersayang ini."
"Hiks, hiks, apakah tidak apa-apa, Pa?" tanya Elyan sok menatap Papanya cemas, kemudian dia melanjutkan "Bagaimana kalau nanti mereka membalas dendam sama kita, Pa?"
"Ely tenang saja, Papa pasti tak akan membiarkan itu."
Saat ini Elyana hanya bisa berteriak senang dalam hatinya. Yes, rencananya berhasil!
*****
Tbc.
Don't forget to vote andcomment😊
![](https://img.wattpad.com/cover/330284622-288-k169169.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasyAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...