Angga hanya bisa menghela nafas karena dirinya belum bisa membeli apapun di mall sistem. Maklumlah, poinnya saja hanya tinggal 200 poin, apa yang bisa dibeli dengan itu kecuali barang dari dunianya sendiri atau dunia lain tetapi yang tak terlalu berguna.
Menyerah akan hal itu, hari-hari selanjutnya Angga gunakan untuk terus mempelajari skill bermain saham dan pemrogramannya.
Angga juga kepikiran untuk membuat mini game. Di dunia ini, ada sebuah platform Appstore yang memungkinkan seseorang memasang aplikasi buatannya disana, aplikasi tersebut bisa dijual, gratis, ataupun gratis tetapi berbayar di dalamnya.
Angga ingin mencoba membuat mini game lalu menjualnya disana. Karena game offline tidak membutuhkan server maka cukup mudah melakukannya, hanya pengodingan program serta ilustrasi atau gambar game saja yang cukup susah. Jika dia membuat game, haruskah dia mendesign sendiri gambar karakter-karakternya?
Mungkin dia perlu mencari ilustrator online untuk membantu. Lagipula, saat ini Angga memiliki uang yang cukup jika hanya sekadar membayar seseorang untuk menggambar ilustrasi dalam rancangan gamenya.
Pertama-tama Angga harus memikirkan rancangan gamenya dulu. Apa game yang ingin dibuatnya?
Di dunia ini sudah cukup banyak game, Angga hanya ingin membuat permainan biasa. Mungkin dia bisa mulai dari game kecil-kecilan semacam puzzle untuk anak-anak dan game makan cacing yang pernah viral di dunianya dulu. Angga lihat walau sudah ada, tetapi Angga akan memodifikasinya dan menampilkan konsep yang berbeda.
Setelah menemukan idenya, Angga mulai mengode programnya terlebih dahulu. Untuk ilustrasi gamenya, dia akan memikirkannya nanti.
"Sistem, apakah di mall sistem ada juga penjualan game beserta kode programnya secara utuh?" Angga bertanya di sela pengodingannya, entah kenapa dia terpikir seperti itu.
"Ada, Tuan rumah!"
"Oh iya, dalam mall sistem ini Anda juga bisa menjual hasil karya Anda. Kalau untuk barang-barang dimensi Anda, itu tidak bisa."
Setelah pulih dari keterkejutannya, hampir saja Angga bertanya apakah dia juga bisa berdagang barang dunia ini? Barangkali dia bisa menukar dengan poin lalu membeli hal lain dari dimensi lebih tinggi. Tetapi pernyataan kejam sistem memupuskan harapannya!
Angga menghela nafas penuh penyesalan. "Hahh, begitu."
Angga melanjutkan kegiatan mengodingnya. Setelah beberapa saat, dia mendengar suara sistem namun dering familiar rilisnya misi.
Ding!
"Tuan rumah, Anda mendapatkan misi yang Anda nantikan!"
Ya, sebelumnya Angga memang bertanya pada sistem apakah tidak ada misi? Soalnya jika tak ada bagaimana caranya mengumpulkan poin untuk membeli barang dari dunia lain yang lebih tinggi?
"Misi ketiga, mengajak anak-anak pergi ke kebun binatang untuk bersantai. Waktu penyelesaian misi satu bulan. Keberhasilan akan diberi 2000 poin dan hadiah acak. Kegagalan misi menderita sakit kepala selama seminggu."
"Kenapa harus berhubungan dengan kesehatan tubuh kalau gagal, sistem?" Angga tak bisa tak mengeluh.
"Sudah ketentuan, Tuan rumah."
Ya, ya, ya terserahlah!
Langsung saja setelah menerima misi tersebut, ketika menjemput anak-anak Angga mengungkapkan kalau weekend ini mereka akan bermain ke kebun binatang. Angga menanyakan persetujuan triplets. Triplets tentu saja sangat antusias mendengarnya. Bahkan Lia tak sengaja menyebutkan hal tersebut pada Vin, dan bertanya apakah dia ingin ikut. Lia tahu pasti papanya setuju kalau Vin ikut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Awesome Papa [END]
FantasíaAnggara Prasetya, seorang lelaki yatim piatu yang menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba mengalami kecelakaan setelah berhasil mengantarkan kesuksesan ketiga adiknya. Tapi dia tak menyangka, setelah mengalami kecelakaan, dia tak mati. Melainkan nyasar...