Part 11

36K 3.1K 41
                                    

Di jalanan yang ramai, Angga mengendarai motornya dengan bersenandung riang. Dia sangat senang, mengingat hadiah uang dari sistem yang sebagian besar dia gunakan untuk trading saham. Uangnya memang tak banyak. Hanya 5 juta rupiah, bukan dolar. Tetapi dia pastikan dengan kemampuan bermain saham yang dia pelajari dari sistem pasti dapat membuatnya mendapatkan keuntungan.

Saat ini, Angga akan melihat triplets yang pulang sekolah. Tetapi tak bisa mengantarkan mereka hingga rumah, karena masih harus melanjutkan kerjanya. Dia hanya ingin tahu apakah mereka baik-baik saja, atau mungkin ada yang akan mengganggu mereka. Angga cukup tahulah di sekolah elit seperti itu pasti ada saja beberapa anak orang kaya nan berkuasa yang arogan.

Tiba di depan sekolah TK, Agga mencari tempat parkir untuk memarkirkan motor kerjanya. Lalu turun melihat apakah triplets sudah keluar karena beberapa anak terlihat baru keluar. Memang bel pulang baru saja berbunyi, dan Angga kebetulan mendengarnya.

"Kembar tiga! Tunggu!"

Di sisi lain, triplets menoleh mendengar panggilan itu. Ternyata Vincent yang baru keluar dari kelasnya menyusul mereka. Triplets menunggunya dengan sabar untuk berjalan bersama.

"Vin kamu pulang cama ciapa?" tanya Nio ketika Vincent sudah bergabung dengan mereka untuk keluar.

"Vin?"

Nio menggaruk tengkuknya malu. "Itu..namamu terlalu culit, panjang lagi."

Vincent membelalak terkejut. "Ah, iya kah? Tidak papa kalau gitu."

"Oh, aku dijemput bibiku! Kalian bagaimana?" lanjutnya kemudian.

"Kami pulang cendili!" Lia berkata bangga. Seakan pulang sendiri adalah suatu kebanggaan.

"Wah, apakah tidak ada yang menjemput?"

"Papa sibuk." Kini Lio yang menjawab singkat.

"Lalu, kalian naik apa?"

"Naik? Kita jalan kaki." Nio berkata terus terang.

"Jalan kaki?" Vincent menganga tak percaya. "Apakah tidak lelah?"

"Lumah kami dekat kok!" Lia menimpali dengan penuh semangat.

"Oh..." Vincent haya bisa ber-oh ria.

Ketika mereka sudah keluar gerbang,  mereka berhenti sebentar. Triplets hendak berpamitan dengan Vincent tetapi sebelum berkata ada yang memanggil mereka.

"Lio! Nio! Lia!"

Suara itu membuat mereka menoleh mencari sumbernya. Ternyata itu sosok yang mereka kenal, berdiri tak jauh dari mereka.

"Ah, itu papa!" ujar Lia antusias.

"Itu... Papa kalian?" Vincent bertanya agak ragu melihat seorang pria tak terlalu tua untuk seorang papa.

"Heem!" Setelah itu, Lia berteriak. "Papa!!!"

Kembali pada Angga yang melihat triplets bersama seorang anak lelaki, tampaknya teman barunya. Angga cukup lega melihatnya. Dia berjalan menuju triplets sekaligus untuk menyapa teman baru sang anak itu.

"Apakah ini teman baru kalian?" tanya Angga begitu melihat lelaki kecil tampan di samping mereka.

"Eh... iya, Pa. Namanya Vincent." Sebenarnya Lio bingung, apakah Vin mau berteman dengan mereka. Walau kini terlihat dekat, tidak tahu nanti bagaimana bukan?

"Vin tadi menolong kita dali anak-anak nakal!" sahut Lia antusias. Membuat Vin memerah malu akan pujiannya.

Angga yang awalnya senang melihat anak-anaknya mendapat teman, tentu terkejut mendengar mereka dibully anak lain. "Apa?! Apa kalian diganggu?"

Our Awesome Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang