18 - Sofya Bertingkah

7.5K 417 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜


Salsa menghentikan motornya di depan gerbang rumah bercat hitam nan tinggi itu. Karena paham jam seperti ini penghuni rumah tersebut tengah sibuk, Ara langsung membukanya dan masuk bersama Salsa.

"Assalamu'alaikum," sapa gadis itu seperti biasa. Dari depan, ia bisa mendengar suara bi Mar membalas salamnya.

"Ya Allah, Non Ara!" pekik wanita yang sudah menemaninya sejak sekolah dasar itu dengan wajah berbinar. Spontan, ia langsung memeluk gadis yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. "Bibi kangen banget, Non."

"Ara juga, Bi. Bibi sehat, kan, selama semingguan ini?"

"Alhamdulilah ... Bibi sehat, Non. Tapi, rumah kayaknya makin sepi tanpa Non Ara."

Ara melerai pelukannya dan tersenyum ke arah wanita di depannya. "Bibi bisa aja."

"Ke sininya sama siapa, Non? Suaminya enggak ikut?"

"Sama Salsa, Bi. Kak Hasby enggak bisa ikut, soalnya harus nganterin Abah."

Bi Mar langsung melongoskan kepalanya ke samping setelah Ara menyebut nama yang sering berkunjung itu. Ia kembali tersenyum melihat seseorang yang berdiri di belakang anak majikannya.

"Assalamu'alaikum, Bibi." Salsa melakukan apa yang Ara lakukan tadi.

"Wa'alaikumussalam, Non Salsa. Masya Allah ... makin cantik aja."

Tidak seperti Ara, Salsa yang mendapat pujian seperti itu langsung senyum-senyum sendiri. Dia paling cepat salah tingkah jika ada yang memberikan pujian. Bedanya, Salsa lebih mudah baper jika yang memberikan pujian itu adalah ibu-ibu dibandingkan laki-laki.

"Penilaian bu-ibu itu enggak pernah salah, Ra, alias objektif. Karena mereka menilai dari hati. Beda sama cowo, apalagi yang modelnya buaya," kata Salsa tempo hari ketika ditanya tentang alasannya.

"Papa ada di rumah, kan, Bi?"

Wanita itu menggeleng pelan. "Bapak lagi ke luar sama Bu Kaila. Kayaknya, sebentar lagi pulang, Non."

Ara hanya mengangguk tanpa ingin bertanya lagi. Ia dan Salsa beranjak masuk setelah bi Mar mempersilahkan. Sesampainya di sana, Ara langsung disambut oleh saudara tirinya yang saat itu sedang memakan sesuatu. Entah apa yang membuat Sofya begitu bersemangat ketika melihat Ara datang.

"Baru datang, Ra?" sambut Sofya terlihat gembira.

Salsa yang melihat tingkah gadis itu langsung mengernyitkan dahinya. "Tumben tuh bocah seneng liat lo, Ra," bisik Salsa menaruh curiga. Ia biasanya melihat sosok itu bermuka dingin setiap kali bertemu Ara.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang