24 - Tarawih Pertama

6.6K 371 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Azan Magrib berkumandang dua menit yang lalu. Dari jendela kamarnya, ia sudah bisa melihat sekumpulan orang bermukena putih dan sajadah yang tersampir di pundak, kini sedang berjalan bersama menuju masjid untuk memenuhi panggilan Ilahi.

Seutas senyum indah pun tercipta dari bibir tipisnya. Ia juga sudah siap menyusul para santriwati itu dengan mukena hijau mudanya. Mulai malam ini sampai tiga puluh hari berikutnya, ia akan selalu bertemu dengan mereka. Sholat bersama mereka dan berinteraksi lebih banyak dengan mereka.

Ia sangat tidak sabar untuk bersapa dengan murid-murid hebat tersebut. Calon pemimpin masa depan yang memiliki jiwa religiusitas dan ilmu yang mumpuni. Mereka adalah orang-orang terpilih yang rela jauh dari orang tua untuk menuntut ilmu di pesantren ini.

Mengingat hal itu, ia jadi berandai-andai. Kalau saja, ia diberi kesempatan mengulang waktu, mungkin ia akan memilih untuk tinggal di pesantren. Sekolah umum di pesantren. Sayangnya, ia malah baru mengenal nama itu setelah menjadi menantu keluarga Abiyyu.

Namun, sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak menyesali hal tersebut karena suaminya pernah mengatakan, "Tidak ada kata terlambat bagi mereka yang mau berusaha."

Ara selalu ingat kata-kata itu sampai akhirnya sekarang, ia berhasil meng-upgrade dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sekarang, ia sudah mulai menyukai segala hal yang menjadi takdirnya, bahkan ujian-ujian kecil yang berhasil membuat semangatnya terpatahkan. Lebih tepatnya, Ara sudah bisa mencintai dirinya sendiri.

"Sudah siap, Ra?"

Suara itu membuat kepalanya langsung menoleh ke belakang. Di sana, ia menemukan sosok berjubah putih dengan surban hitam putih di ujung pundak kanannya. Rambut ikal yang biasa membuat hatinya berbunga itu kini sudah tertutup oleh peci hitam. Wajah putih itu semakin terlihat bersinar karena sisa air wudhu yang masih menempel di sana. Membuat aura ketampanannya semakin menguar.

"Masya Allah ...," puji gadis itu berjalan ke arah laki-laki tersebut. "Gus-nya Ara, kok, ganteng banget sih?"

Hasby hanya mengulum senyum mendapat pujian dari istrinya. Jika santri lain yang memuji seperti itu, pasti ia sudah membantah. Namun, jika sang istri yang mengatakan hal tersebut, hatinya merasa bahagia.

"Berarti nanti langsung tarawih, Kak?" tanya Ara.

Hasby mengangguk cepat. Berdasarkan perhitungan hilal dan hasil sidang isbat yang digelar oleh ulama-ulama Indonesia beberapa menit yang lalu, dihadiri juga oleh abahnya sendiri, seluruh umat Muslim di negaranya akan menjalankan ibadah puasa mulai malam ini. Informasi tersebut juga sudah diberitahukan kepada seluruh santri.

Maka dari itu, semua warga pesantren sudah berbondong-bondong datang memenuhi masjid untuk menunaikan ibadah sholat. Tidak terkecuali keluarga Abiyyu yang kini juga sudah siap berangkat menuju masjid.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang