45 - Tragedi

5K 282 29
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

"Innalilahi wa innailaihi roji'un," lirih Hasby menunduk dalam. Ia tidak percaya jika dirinyalah yang harus menyaksikan bagaimana seorang hamba pergi menghadap Ilahi dan itu adalah ayah dari perempuan yang menyukainya.

Sesak di dada perlahan dirasa tatkala dokter dan beberapa perawat masuk dan melakukan RJP. Berharap tindakan itu mampu membawa ruh yang baru saja pergi kembali ke raga. Hingga akhirnya, lirihan yang sama pun turut memenuhi ruangan yang semakin mendingin.

Suasana mulai terdengar menyayat tatkala putri dari pria dengan wajah teduh itu berlari masuk dan memeluk kuat raga ayahnya. Guncangan demi guncangan pun ia lakukan agar cinta pertamanya itu membuka mata.

"Ayah, bangun, Yah. Maafin Hanum," lirihnya mulai terisak. "Ayah nggak boleh pergi. Nanti siapa yang jagain bayi Hanum kalau Ayah pergi? Siapa yang akan ngomelin Hanum kalau telat makan? Siapa yang akan buatin Hanum bubur kalau sakit? Ayah ...." Ucapannya terjeda akibat isakannya.

"... Bunda udah pergi, Yah. Sekarang kenapa Ayah juga?" gumamnya lagi.

Pemandangan dan apa yang didengar membuat Hasby kembali teringat dengan pesan yang baru saja ia terima. Menjadikan perasaannya kembali dilanda nestapa dan kebingungan luar biasa.

Hasbunallah wa ni'mal wakil ... laa haula wala quwata illa billah ...

Hasby melirihkan lafaz tersebut berulang kali dalam hatinya. Untuk saat ini, mungkin otak dan hatinya tengah berantakan, tapi ia masih punya Allah. Tuhan Yang Mempunyai segalanya. Tidak ada yang terasa berat selama hati selalu mengingat-Nya. Sebesar apapun masalahnya, tawakkal dan sabarlah jalan keluarnya.

"Hanum," panggilnya membuat pemilik nama itu mendongak. "Ayah kamu adalah orang yang baik. Saya yakin, tidak ada kebahagiaan yang didapat ayahmu kecuali pertemuan dengan kekasih-Nya, Allah azza wa jalla. Jadi saya harap, kamu bisa ikhlas atas kepergian beliau. Karena kalau kamu tidak ikhlas, bagaimana ayahmu akan menuju kebahagiaan hakiki di sana?"

Hanum bergeming dengan tangis yang perlahan mereda. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan perasaannya pada laki-laki itu. Hanya dia yang berhasil membuat hatinya tenang dalam segala kondisi. Hanya Hasby yang selalu ada ketika raganya memilih untuk menyerah, dan karena dialah, ia bertahan di pesantren meskipun dalam keadaan mengandung.

"Sekarang, tugas kita yang masih hidup adalah terus mendoakan. Semoga beliau diampuni dosanya, diterima segala amal ibadahnya, dan ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi-Nya."

Hanum memang tidak menangis lagi, tapi ia masih belum bisa melepas genggamannya pada tangan sang ayah. Hasby yang melihat itu pun berusaha memaklumi. Bagaimana pun, kehilangan tetaplah suatu hal yang menyakitkan. Maka, ia memilih untuk mengurus administrasi dan membiarkan Hanum bersama sang ayah untuk terakhir kali.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang