25 - Embun Ramadan

6.2K 365 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Getaran dari benda pipih yang tergeletak dalam bantal berhasil mengusik mimpi indah pemiliknya. Dengan rasa kantuk yang masih menguasai pelupuk mata, ia tetap memaksa bangun untuk sekedar mencari letak benda tersebut dan mematikan alarm yang akhirnya menimbulkan bunyi yang lebih nyaring.

Dengan kedua mata yang baru terbuka setengah, ia berhasil menangkap angka yang terpampang di layar. Cukup lama memperhatikan, akhirnya ia mengerjap berkali-kali agar katanya terbuka sempurna. Tepat ketika itu, ia sudah disambut dengan pemandangan yang membuat senyumnya sepagi buta itu melebar.

 Tepat ketika itu, ia sudah disambut dengan pemandangan yang membuat senyumnya sepagi buta itu melebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambaran Hasby pas tidur)

Sekitar beberapa sentimeter dari tempatnya, wajah putih nan berseri, kedua alis tebal bak semut berbaris, mata teduh yang masih tertutup itu, sukses menjadi pembuka paginya.

Perlahan, tangan kanannya terangkat untuk menyentuh wajah tersebut. Lalu dielusnya perlahan. Tidak lama setelahnya, pemiliknya terbangun. Hal itu membuatnya sedikit terkejut. Ia pun segera menarik tangannya, tapi tangan yang lain langsung menahannya agar tetap berada di situ.

"Assalamualaikum cantiknya Hasby," kata laki-laki itu dengan suara khas seorang yang baru bangun tidur.

"Wa'alaikumussalam," balas Ara yang sudah terjaga lebih dulu. "Selamat pagi, Kak."

"Pagi juga, Zaujaty."

Ara semakin melebarkan senyum. Panggilan itu adalah panggilan kesukaannya setelah menikah dengan Hasby. Padahal awalnya ia tidak tahu artinya apa.

"Tahajud yuk, Kak. Habis itu sahur," ajak Ara.

"Jam berapa sekarang?"

"Baru setengah tiga."

Setelah mendengar jawaban sang istri, Hasby langsung mengangguk. Sebelum bangun dari tempatnya, ia mengusap kedua mata dengan tangannya demi menghilangkan kantuk di sana.

Hal sama juga dilakukan Ara. Gadis itu langsung mencari ikat rambut dan langsung ke kamar mandi. Hasby menyusul kemudian.

Membutuhkan waktu sekitar belasan menit untuk kedua insan itu menyiapkan diri. Ketika imam dan makmum sudah apik dengan pakaian ibadah masing-masing, barulah sholat sunnah muakkad tersebut dilaksanakan.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang