53 - Dilema

5.7K 293 45
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Hampir setengah jam kedua perempuan cantik itu mengobrol di ruang tamu. Ditemani sang ummah, Ara menceritakan pengalamannya berlebaran di pesantren. Salsa pun melakukan hal yang sama. Ia dengan penuh semangat menceritakan segala hal yang ia temui selama berada di Riau. Sampai akhirnya, sebuah pertanyaan yang dilontarkan Ummah Maryam membuat kedua perempuan itu berhenti mengobrol.

"Udah jam segini, Hasby kok belum pulang, ya?"

Ara dan Salsa saling pandang. Sama-sama bingung ingin menjawab bagaimana karena mereka pun tidak tahu kemana perginya laki-laki itu.

"Mungkin masih di jalan, Mah," sahut Ara mencoba menenangkan. Beruntung, mertuanya itu langsung paham dan tidak mengeluarkan pertanyaan yang lain.

"Kalian mengobrol saja, ya. Ummah mau siapin baju buat Abah jamaah," kata wanita empat puluhan itu beranjak dari tempatnya.

"Iya, Ummah," balas keduanya tersenyum.

Tidak lama setelah kepergian sang ummah, pembicaraan kedua perempuan itu kembali terjeda karena kedatangan Deviana di tengah-tengah mereka. Bukan untuk apa-apa, kakak ipar Ara itu hanya ingin mengambil sereal yang dipesannya.

"Alhamdulillah. Terima kasih banyak, Ra. Maaf, ya, sudah merepotkan," kata Deviana setelah mengambil plastik dari Ara.

Adik ipar cantiknya itu langsung tersenyum. "Enggak ngerepotin sama sekali, Kak. Oh, ya. Kembalian uangnya ada di dompet. Sebentar, ya," tutur Ara sembari mencari dompet kecil di saku gamisnya.

Karena tidak menemukan dompet tersebut di saku, Ara beralih mencari ke tas selempang yang ia bawa tadi. Naas, dompet itu juga tidak ada. Deviana yang melihatnya ikut khawatir.

"Kalau nggak ada juga nggak apa-apa, Ra. Kembaliannya disimpan buat kamu saja."

"Enggak, Kak. Uangnya ada kok, tapi dompetnya di mana, ya?" pikir Ara mulai mengeluarkan semua isi tasnya.

"Coba diingat lagi, Ra. Mungkin ketinggalan di suatu tempat," sahut Salsa memberikan saran.

Ara berhenti dari kegiatannya dan mulai mengingat di mana terakhir kali ia melihat dompetnya. Setelah cukup lama diam, ia baru ingat sesuatu.

"Dompetnya ketinggalan di wastafel kamar mandi," simpul Ara dengan perasaan sangat yakin. "Sal. Anterin ke rumah Ustazah Hanum bentar, yuk!"

Salsa seketika menukikkan alisnya setelah mendengar nama itu. "Hanum?"

"Iya. Dompetnya ketinggalan di rumahnya," tambah Ara.

"O-oke. Gue antar," balas Salsa segera mengambil tasnya dan bersiap pergi.

Sebelum beranjak, Ara berpamitan terlebih dahulu pada Deviana yang masih ada di sana. "Ara keluar sebentar, ya, Kak Ana. Nanti kalau Kak Hasby pulang, bilangin aja pergi sama Salsa."

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang