20 - Hilal Ramadhan

7.8K 391 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Raga itu seakan terbang ketika merasakan hangat di kedua pipinya. Rasa yang perlahan menjalar ke hati dan menetap di sana. Merambat kembali ke otak dan menciptakan kesadaran bahwa ia benar-benar jatuh dalam pesona di depannya.

Rupanya, semuanya tidak berhenti di sana. Keterkejutan itu bertambah tatkala telinganya mendengar detak jantung dari laki-laki itu. Mungkin setelah ini, ia harus lebih siap menerima sikap tiba-tiba dari laki-laki itu.

"Uhibbuki Fillah, Aisyahra."

Lirihan di samping telinga itu berhasil mengembalikan kesadaran yang sempat melayang entah kemana. Ia mencoba menerka arti dari kalimat itu, tapi tidak bisa. Kosakata bahasa arabnya sangat minim. Ralat. Bahkan tidak ada.

"Artinya apa, Kak?" tanyanya kemudian.

Suara itu berhasil mengundang tawa renyah pemilik tangan yang kini sedang mengelus kepalanya.

"Aku mencintaimu karena Allah, Ra," tuturnya.

Aku juga akan mencoba mencintai kamu karena Allah, By. Ara membalas dalam hati.

Cukup lama berada dalam posisi itu, Hasby melepas pelukannya, tapi tidak dengan tangannya. Anggota badan itu masih menempel di belakang kepala Ara, lalu beralih ke ubun-ubun. Ia mengacak rambut lembut itu singkat dan tersenyum.

"Nanti malam sibuk nggak?" tanya Hasby yang langsung mendapat gelengan kepala dari istrinya. "Temenin Mas ke supermarket. Mau?"

"Mau!" Ara berucap girang.

"Habis Isya', ya. Sekarang Mas mau jemput Kak Ana dulu."

"Kak Ana nggak pulang sama Mas Wildan?" tanya Ara mengekori suaminya dari belakang. Sebenarnya, ia ingin mengambilkan jaket untuk Hasby, tapi suaminya itu lebih dulu mengambilnya.

"Mas Wildan biasanya pulang malam. Dia bisa jemput kalau Kak Ana ambil shift malam," jelas Hasby membuat Ara mengangguk paham.

"Mau ikut?" Hasby menawarkan.

"Enggak, Kak. Aku mau bantu ummah di dapur."

"Ya sudah, Mas berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Hasby langsung keluar setelah memakai jaket dan mengambil kunci mobil. Sedangkan Ara bergegas mengambil sweater rajut dan memakai jilbab instan miliknya. Barulah ia turun ke bawah untuk membantu ummah Maryam menyiapkan makan malam nanti.

***

"Shodaqallahul'adziim ..." Ara dan Hasby kompak menutup Al-Qur'an mereka setelah hampir setengah jam tadarus bersama.

Selepas sholat Isya' di masjid, Hasby langsung mengajak istrinya yang saat itu tengah berbincang dengan beberapa santriwati untuk pulang bersama. Berhubung dirinya juga sedang tidak memiliki jadwal untuk mengajar kitab, jadilah Hasby langsung pulang karena ingin menghabiskan beberapa menitnya bersama Al-Qur'an dan istrinya.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang