29 - Penyemangat

5.4K 333 19
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Usai membicarakan keinginannya untuk ikut kajian pada sang mertua, Ara benar-benar dibuat gugup jika harus berhadapan langsung dengan seseorang yang sangat dikagumi oleh para santriwati. Selain karena parasnya yang menawan, tingkat keilmuan yang dimiliki olehnya membuat nyali Ara semakin menciut kalau nanti ditemani ataupun dibantu oleh perempuan yang bernama Hanum Mumtaza Jannah itu.

Malam ini, ia yang baru saja menyelesaikan tilawahnya bersama Hasby langsung dipanggil oleh Deviana untuk turun ke ruang tamu. Ia yang sudah tahu dengan panggilan tersebut segera bergegas melepas mukena dan berjalan ke luar. Hasby menyusul di belakangnya.

Sesampainya di ruangan serba putih nan menawan itu, ia langsung diminta duduk di samping ummah Maryam. Sedangkan Hasby beranjak ke depan untuk membukakan pintu. Ara langsung menoleh begitu melihat seorang perempuan yang baru masuk.

"Assalamualaikum, Ummah," ucap perempuan itu dengan suara yang begitu halus. Ara yang mendengarnya langsung berdesir hatinya. Bagaimana jika yang mendengarnya adalah laki-laki? Sudah dipastikan mereka akan langsung jatuh cinta. Tapi bagaimana dengan laki-laki yang sekarang duduk di sampingnya?

Ara melirik ke arah Hasby untuk melihat responnya. Ternyata, laki-laki itu tidak melihat sedikit pun ke arah Hanum yang sekarang duduk di depan mereka. Tanpa sadar, Ara tersenyum melihatnya. Ia lantas memfokuskan pandangannya kembali dan siap mendengarkan apa yang ingin dikatakan ummahnya.

Tanpa membuang waktu lebih lama, ummah Maryam membuka percakapan dengan menanyakan kondisi di asrama. Dengan tetap sopan, Hanum menjawabnya dengan begitu anggun. Sampai akhirnya, ummah Maryam menyampaikan tujuan awal ia memanggil ustazah tersebut ke sini.

"Begini Ustazah Hanum, Ummah memanggil kamu ke sini untuk memberitahu sesuatu," kata wanita berjilbab merah gelap itu. Hanum menyimaknya dengan seksama.

"Mulai besok, Aisyahra akan ikut kajian bersama santri yang lain. Nanti, dia juga akan mengisi Santri Language menggantikan ustazah Annisa. Jadi, Ummah minta kamu untuk membantu keperluannya nanti. Bisa?"

Perempuan yang duduk di samping Hasby itu cukup kaget mendengar kalimat kedua yang dikatakan ummah Maryam tadi. Bukannya tadi ia hanya meminta izin untuk ikut kajian? Tapi kenapa harus mengajar Santri Language juga? Sungguh diluar dugaan Ara.

"Insya Allah bisa, Ummah," balas Hanum sembari melihat sosok yang dimaksud ummah Maryam tadi.

"Saya titip Aisyahra, ya, Num. Kalau ada sesuatu, kabari saja," timpal Hasby membuat Ara semakin cengo. Apa suaminya itu menyetujuinya?

"Nggeh, Gus."

Ara mengalihkan pandangannya pada Hanum di saat perempuan itu juga tengah melihat ke arahnya. Ara bisa melihat Hanum tersenyum, sekaligus ia juga menemukan sesuatu di balik senyuman itu. Entah apa, tapi berhasil membuat Ara merasa tidak enak.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang