بسم الله الرحمن الرحيم
💜
"Jawab Mama, Sofya," pinta Kaila dengan suara penuh penekanan. Ia juga memegang lengan putrinya, lengkap dengan kedua mata menatap tajam pada sosok di depannya. Agar gadis itu menjawab pertanyaannya.
Sedangkan gadis yang mendapat tatapan itu langsung menunduk. Sungguh, ia tidak berani melihat wajah mamanya sekarang. Nyalinya sudah menciut sejak mamanya menanyakan pertanyaan tadi.
"Katakan kalau ucapan Mama tadi enggak benar, Nak. Bilang ke Mama kalau kamu nggak ada perasaan sama Hasby." Suara Kaila kembali terdengar, namun tidak berhasil sampai dapur karena jarak antara kamar Sofya dengan dapur cukup jauh.
"Maafin Sofya, Ma," lirih gadis itu akhirnya. Bagaimana pun keadaannya, ia tidak akan pernah bisa membohongi perasaannya sendiri.
"Jadi kamu benar-benar menyukai Hasby, hah?"
Sofya mengunci mulutnya lagi. Kepalanya tertunduk dalam. Mungkin karena takut melihat ekspresi mamanya sekarang, ia meremas jemarinya sampai memerah saking kuatnya.
Melihat sikap putrinya, Kaila lantas mengeluarkan napasnya kasar. Tidak ingin membuat keributan di sana, ia langsung menarik tangan Sofya untuk masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam agar tidak ada orang yang mendengar.
"Sekarang jelasin sama Mama, kenapa kamu bisa suka sama laki-laki itu?" tanya Kaila yang sekarang tak ubahnya seperti jaksa yang sedang menginterogasi seorang pelaku kejahatan.
Sofya yang sudah duduk di sofa memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Dilihatnya wajah sang mama yang menyiratkan amarah. "Maafin Sofya, Ma. Sofya juga nggak tau, kenapa rasa ini ada untuk Kak Hasby. Semua ini terlalu tiba-tiba," ungkap Sofya sambil memainkan jari tangannya.
"Sejak pertama kali bertemu dia, aku udah jatuh cinta, Ma. Sikap dia, sopan santun dia, dan semua yang ada pada diri Kak Hasby, membuat perasaan Sofya semakin besar, dan aku nggak tau gimana cara ngilanginnya, Ma." Gadis itu melanjutkan ucapannya meski ada ketakutan dalam hatinya akan respon sang mama setelah pengakuannya ini.
"Tapi kenapa harus Hasby, Nak? Kenapa?" tanya Kaila tidak habis pikir.
"Ma, cinta tidak kenal tempat dan situasi. Dia bisa jatuh di hati mana saja, dan dalam waktu kapan saja. Dan aku juga nggak punya kuasa atas rasa itu," bantah Sofya membela diri.
"Tapi kamu bisa menghindarinya, Nak. Kamu nggak boleh melakukan ini. Ini semua salah. Kamu tau, kan, kalau Hasby itu--"
"Sofya tau, Ma, Sofya tau. Kak Hasby nggak akan bisa aku milikin karena dia suaminya Ara, tapi apa salah kalau Sofya menaruh rasa?"
"Salah! Kamu salah, Sofya!"
"Mama nyalahin Sofya?" tanya gadis itu dengan mata yang sudah berlinang. Ia tidak percaya jika mamanya, satu-satunya sumber kekuatannya, akan menyalahkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Espiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...