بسم الله الرحمن الرحيم
💜
"Bagaimana jika Ning Ara yang meminta?"
"Atau mungkin, dia belum tahu tentang wasiat ini?"
"Mungkin saja dia menyetujuinya setelah tahu tentang semuanya?"
Kalimat-kalimat itu membuat Hasby hampir saja tidak fokus menyetir. Pikirannya bertebaran kemana-mana. Demi menghindari kejadian yang tidak inginkan jika ia melanjutkan perjalanan, akhirnya ia memilih untuk menepikan mobilnya di depan masjid. Berhubung azan Magrib juga baru saja berkumandang. Hasby berniat kembali ke rumah setelah menunaikan shalat.
Lima menit menyelesaikan rukun-rukun wudhu, laki-laki dengan wajah hampir pucat itu segera menarik kakinya ke dalam. Dua rakaat sholat sunnah ia selesaikan sebelum sang muazzin mengumandangkan iqomah. Lantas, ia pun langsung mengambil shaf paling depan karena imam sholat sudah merapalkan takbir.
Assalamu'alaikum warahmatullahi ...
Assalamu'alaikum warahmatullahi ...Dua salam berhasil menandakan bahwa sholatnya selesai dilaksanakan. Meskipun beberapa jamaah perlahan meninggalkan shaf, ia tetap pada duduknya sampai beberapa menit kemudian. Usai membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, Hasby mengangkat kedua tangannya. Ditutupnya kelopak mata agar hatinya bisa tersambung dengan sang pencipta.
Dalam doanya, ia memohon ampun atas segala dosa, memohon jalan keluar atas takdir yang dirasa sulit dilalui, serta memohon kebaikan dan kebahagiaan untuk rumah tangganya.
"Rabbi ... Engkaulah saksi atas ikrar cinta yang hamba ucapkan waktu itu. Engkaulah musabab hamba menikahi Aisyahra. Sungguh. Hamba mencintai dia karena-Mu. Karena hanya bersamanya, ibadah hamba kepada-Mu terasa indah dan nikmat. Tidak akan hamba temukan kenikmatan selain bersamanya, ya Allah. Maka dari itu, bantu hamba menyelesaikan permasalahan ini. Yakinkan hamba bahwa apa yang sudah hamba pilih adalah jalan yang terbaik. Aamiin."
Hasby mengusap ujung matanya tatkala doa panjang itu selesai ia langitkan. Entah kenapa, air matanya mudah sekali keluar jika menyangkut istrinya. Apalagi setelah mendengar permintaan Hanum yang sangat tidak mungkin ia lakukan. Bahagia dan duka perempuannya adalah tanggung jawab utamanya. Ia tidak mungkin menduakan Ara begitu mudahnya.
Karena tidak ingin membuat hatinya semakin gundah karena meninggalkan Ara tadi, Hasby segera bangun dan meninggalkan masjid. Sebelum masuk mobil, ia sempat menghubungi nomor istrinya, tapi tidak tersambung. Maka dari itu, ia memilih untuk mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa sampai rumah lebih cepat.
Sayangnya, sesampainya di pesantren, Hasby tidak bisa langsung menemui istrinya. Sang Abah yang kebetulan berpapasan dengannya ketika di gerbang rumah memintanya untuk menjadi imam sholat Isya' sekalian mengisi kajian kitab Ihya' Ulumuddin. Karena abahnya yang meminta, Hasby tidak punya alasan selain mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Spiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...