44 - Wasiat

4.9K 281 46
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Hasby, laki-laki itu masih berdiri di depan tangga bersama istrinya. Ia baru melanjutkan langkah ketika percakapan mereka tidak terdengar lagi. Sebelum ke tempat ummahnya, ia meletakkan map yang ia bawa tadi dan memutuskan untuk memberitahu mereka malam nanti.

Sesampainya di sana, dua perempuan beda usia itu langsung menoleh. Namun, Hanum segera menunduk setelah tatapan matanya bertemu dengan Ara.

"Alhamdulillah. Ummah baru aja mau panggil kamu, Nak," tutur ummah Maryam menyuruh pasangan itu untuk duduk.

"Ada yang bisa Hasby bantu, Ummah?" tanya Hasby pura-pura tidak tahu. Padahal ia sudah mendengar semuanya tadi, dan ia pun sudah tahu alasan perempuan di depannya pamit pulang.

"Begini, Nak. Ustazah Hanum mau boyong, tapi Abah belum pulang dari rumah Kyai Jalal. Kang Badrul juga baru balik pesantren besok. Jadi, Ummah mau minta tolong anterin Ustazah Hanum sampai terminal."

Hasby agak kaget mendengar permintaan ummahnya. "Tiba-tiba, Num?" Kini atensinya teralihkan pada perempuan berjilbab hitam panjang itu.

"Iya, Gus. Saya harus membantu ayah menjaga toko. Lagipula, sudah waktunya penggantian pengurus. Saya melihat banyak alumni yang lebih pantas menggantikan saya," jelas Hanum tetap menundukkan kepala.

"Kenapa tidak menunggu besok saja? Biar kamu sampai rumah nggak kemalaman." Hasby berniat memberikan saran dengan tujuan agar ia bisa memberitahu kedua orang tuanya tentang masalah yang dihadapi perempuan itu.

"Ngapunten, Gus jika ini terkesan tiba-tiba dan tidak sopan. Ayah minta saya pulang hari ini. Beliau juga titip salam tidak bisa datang karena kondisinya kurang sehat," jelas Hanum berharap Hasby tidak akan memberikan pertanyaan lagi.

"Bagaimana, By? Bisa antar Nak Hanum?" Ummah Maryam kembali melempar pertanyaan yang sama.

Putranya tidak langsung memberi respon. Laki-laki itu diam sebentar sambil memikirkan beberapa hal. Salah satunya perasaan istrinya jika ia pergi mengantar Hanum. Hanya berdua dalam satu mobil.

Ara yang menyadari kediaman Hasby langsung menatap wajah suaminya. Ia pun tersenyum seolah memberi izin. "Insyaallah, Kak Hasby bisa kok, Mah," ujar Ara terdengar begitu tulus. Hanum yang mendengarnya pun terkejut. Ia tidak menduga jika perempuan itu akan memberikan Hasby izin untuk mengantarnya pulang.

"Ra ...," lirih Hasby sebenarnya tidak setuju.

"Enggak apa-apa, Kak. Kasian ustazah Hanum. Dia sedang mengandung," balas Ara dengan suara begitu kecil. Sampai hanya mereka berdua yang mendengarnya.

Sebenarnya, Hasby tahu alasan Ara memberinya izin, tapi ia merasa hatinya menolak untuk memenuhi permintaan itu. Tiba-tiba saja, Hasby merasa akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang