بسم الله الرحمن الرحيم
💜
Ara menatap sosok di depannya dengan penuh tanya. Ia sungguh penasaran dengan kata lanjutan yang akan dikatakan saudara tirinya itu. Karena untuk pertama kalinya, gadis yang biasa bersikap acuh dan juga selalu berusaha menyaingi dirinya datang ke kamar dengan sikap yang begitu sopan. Dari sorot matanya saja, Ara bisa menebak jika perbuatannya saat ini memang tulus, bukan karena bermaksud apa-apa.
Entahlah, apa karena hawa Ramadan, makanya Ara selalu memandang sesuatu dari sisi baiknya saja. Ia sendiri juga tidak tahu, apa makna sebenarnya dari senyuman dan minuman yang dibuat oleh Sofya yang perlahan berhasil mengurangi rasa sakit di perutnya.
Apapun itu, Ara hanya berharap jika gadis itu tidak mencari umpan untuk ribut dengannya seperti yang sering terjadi. Semoga, Sofya tidak melakukan sesuatu yang akan membuatnya rugi dan juga disalahkan kembali oleh mama tirinya, seperti dulu.
"Lo ngelamun?" sahut Ara ketika Sofya malah sibuk dengan pikirannya.
"Enggak."
"Ya udah, katanya lo mau ngomong. Tentang apa?"
Sebelum berbicara, gadis itu menarik napas dalam kemudian mengeluarkannya perlahan. "Ini tentang aku, kamu, dan ..." Sofya kembali diam. Mungkin ia sedang menimbang kata-kata yang akan ia keluarkan.
"Dan siapa?" tanya Ara tidak sabaran. Ia ingin sekali mengomeli gadis itu karena tidak berbicara sampai selesai, tapi ia tahan. Apalagi dalam keadaan haid seperti sekarang, emosinya jadi lebih cepat menguap.
"Eum, dan masalah kita, Ra." Akhirnya, Sofya melanjutkan ucapannya. Rupanya, ia memilih untuk mencari topik lain daripada harus membahas tentang laki-laki yang mereka sukai.
"Emang gue punya masalah sama lo?" heran Ara.
Sofya lantas menggeleng. "Bukan kamu, tapi aku. Aku yang punya masalah sama kamu, dan aku ingin menyelesaikannya," jelasnya mengambil napas sejenak. "Aku mau minta maaf atas kesalahan yang udah aku perbuat sama kamu, Ra. Aku sering bikin kamu emosi, kesal, dan sebagainya. Dan mungkin, karena kehadiranku di sini, udah ngebuat hidup kamu berantakan. Maaf."
Ara masih diam mendengarkan gadis itu bicara. Di balik diamnya itu, ia sangat terkejut mendengar pengakuan Sofya. Bahkan saking tidak percaya, ia langsung mengorek telinga. Takut salah dengar.
"Aku tau, mungkin kata maaf nggak cukup buat nebus kesalahan aku sama kamu, tapi aku tau kamu perempuan yang baik, Ra. Kamu mau maafin aku, kan?" mohon Sofya tiba-tiba meraih tangan Ara dan menggenggamnya. Sedangkan pemilik tangan itu merasa aneh mendapat perlakuan seperti itu.
"Udah gue maafin kok, Sof," kata Ara menepuk punggung tangan Sofya dengan tersenyum tipis.
Meskipun ekspresi wajahnya biasa-biasa saja, tapi ada kejujuran yang baru saja Ara ucapkan. Sungguh, ia sudah memaafkan gadis itu, jauh sebelum Sofya meminta maaf. Karena bagi Ara, segala keburukan yang dilakukan Sofya, tidak pernah ia masukkan ke hati dan hanya menganggapnya sebagai angin lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Spiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...