46 - Pergi Sebelum Ditemui

4.9K 302 14
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

Silaunya cahaya yang menembus mata berhasil membuatnya tersadar. Ketika bulu mata lentik itu terbuka, tampaklah beragam jenis bunga putih yang ada di sekitarnya. Ia langsung bangun setelah melihat pemandangan di depannya.

Tepat ketika ia berdiri, seorang anak kecil perempuan yang begitu cantik datang menghampiri dengan senyum yang mirip perempuan yang dicintainya. Semakin dekat, semakin jelas wajah anak kecil itu.

"Ayah!" panggilnya membuat laki-laki tersebut membungkuk demi melihat lebih dekat.

Ayah? pikirnya sembari menatap wajah anak kecil itu lekat. Semakin lama, semakin banyak kesamaan antara dirinya dan anak perempuan itu. Mata lentiknya, bibirnya, alisnya mirip dirinya. Sedangkan rambut, hidung, dan senyum anak tersebut mirip istrinya.

Apakah ini putriku? batinnya lagi.

"Iya. Ini aku, Haura, putri ayah," balas anak cantik itu seakan tahu isi hatinya.

Laki-laki itu tersentak mendengarnya. Nama itu adalah nama yang sudah ia dan istrinya siapkan untuk buah hati pertama mereka nanti jika perempuan. Sebuah nama yang merupakan perpaduan antara namanya dan istrinya.

"Haura, putri ayah," lirihnya tersenyum haru. Ia lantas memeluk anak perempuan itu dengan penuh keharuan. Beberapa menit kemudian, ia melepas pelukannya. "Bunda di mana, Sayang?"

"Ssssttt ... Bunda lagi tidur, Ayah," bisik anak perempuan itu sambil menunjuk ke samping.

Hasby, laki-laki itu langsung melihat arah yang ditunjuk. Senyumnya pun melebar ketika melihat wajah cantik secantik anak perempuan itu tengah terlelap di kasur yang dipenuhi bunga putih dan kupu-kupu di sekitarnya. Sekarang, istrinya itu terlihat seperti bidadari.

"Ayah,"

Panggilan itu membuat pandangannya teralihkan. "Kenapa, Sayang?"

Sebelum bicara, anak perempuan itu meraih tangan Hasby dan menggenggamnya erat. "Haura titip Bunda, ya, Ayah. Jagain Bunda, dia pasti kesepian setelah ini."

"Bunda nggak akan kesepian kalau ada Haura," ujarnya.

"Maafin Haura, Ayah. Haura tidak bisa menemani Bunda sama Ayah. Rumah Haura ternyata bukan di sini."

Laki-laki itu bergeming. Sama sekali tidak mengerti maksud ucapan putrinya. Ia pun tidak mungkin bertanya kenapa karena ia sendiri juga tidak tahu sekarang mereka ada di alam mana?

"Ayah. Dunia adalah tempat yang sementara. Segala hal yang ada di dunia ini selalu datang dan pergi, tidak ada yang akan menetap selamanya. Namun, Allah selalu menyiapkan ganti untuk apa yang sudah Dia ambil. Kalau Haura pergi, berarti Allah juga akan menggantikan Haura dengan adik-adik Haura nanti," ucapnya tersenyum penuh arti.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang