بسم الله الرحمن الرحيم
💜
"Aisyahra?"
Panggilan dari suara khas itu membuat kedua perempuan tadi menoleh bersamaan, tapi dengan ekspresi yang berbeda. Ara yang biasa-biasa saja, sedangkan Hanum yang kebingungan karena baru saja membatin sesuatu yang kini menjadi sebuah niat. Niat untuk bisa menjadi bagian dari keluarga Abiyyu.
"Kita pulang, ya," pinta Hasby kini berjalan ke arah istrinya dan langsung menggenggam tangannya.
Ara cukup kaget mendengar permintaan suaminya tersebut. "Kita, kan, baru datang, Kak. Apa udah mau langsung pulang?" balas Ara dengan intonasi cukup rendah. Meski begitu, telinga Hanum masih bisa menangkapnya.
"I-iya, Gus. Kebetulan Gus Hasby dan Ning Ara di sini, jadi tadi saya masak cukup banyak. Suatu kehormatan bagi saya kalau njenengan berkenan makan siang sebentar di sini," tutur Hanum sebenarnya menolak jika Hasby pergi terlalu cepat.
Mendengar itu, Ara langsung menarik lengan Hasby sampai laki-laki itu melihat ke arahnya. Ara pun membisikkan sesuatu di telinga laki-laki itu.
"Tuh, ustazahnya udah masak buat kita, Kak. Sebentar lagi, ya," pinta perempuan itu. Bukan apa-apa, Ara hanya merasa tidak enak jika pulang secepat ini padahal Hanum sudah repot-repot memasak untuk mereka.
Hasby menghela napas panjang. Karena tak ingin mengecewakan sang istri, akhirnya ia mengiyakan. Kalau saja bukan istrinya yang meminta, pasti tidak akan ia penuhi. Meski Hanum sudah memasak sebanyak apapun, tidak menjamin bahwa ia akan berlama-lama di tempat ini, apalagi ia tengah dibayang-bayangi oleh wasiat ayahnya Hanum.
"Duduk dulu, Gus. Saya akan menyiapkan makanannya," tutur Hanum tersenyum melihat Hasby tidak jadi pergi.
"Saya bantuin, ya, Us-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tangan Hasby segera menarik tangan Ara agar ikut duduk bersamanya. "Temenin Mas aja, Ra," titahnya.
"I-iya, Ning. Biar saya yang menyiapkan semuanya. Ning Ara duduk saja." Hanum menimpali meskipun dalam hati ia ingin agar perempuan itu membantunya. Sungguh, ia tidak ingin melihat kedua pasangan itu bersama jika di depannya.
Melihat itu, Ara tidak bisa berbuat apa-apa selain patuh. Tanpa membuang waktu, ia segera berjalan mengikuti suaminya untuk duduk di depan meja makan sambil menunggu Hanum selesai menyiapkan semuanya.
Hanum, wanita itu hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menata beberapa makanan di atas meja. Sengaja ia percepat geraknya agar Hasby tidak menunggu terlalu lama dan bisa segera mencicipi masakannya.
"Gus Hasby mau lauk yang mana?" tanya Hanum hendak mengambilkan makanan untuk Hasby.
"Tidak usah, Ustazah. Biar saya saja yang mengambilkan makanan buat Kak Hasby," celetuk Ara segera berdiri dan mengambil piring di tangan Hanum. "Ustazah sudah capek-capek memasak dan menyiapkan semuanya. Sekarang, ustazah duduk saja, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Espiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...