19 - Uhibbuki Fillah, Aisyahra

7.6K 424 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

"Perempuan itu makhluk Allah yang sangat berharga dan mulia. Jadi, kita sebagai laki-laki sudah berkewajiban untuk menjaga kemuliaan itu. Namun, tradisi pacaran zaman sekarang begitu mudahnya merusak dan menghilangkan kemuliaan tersebut. Karena dengan mengajak perempuan pacaran, secara tidak langsung sudah merusak kemuliaan dan mengambil beberapa keindahan dari seorang perempuan."

-Muhammad Hasby Fahreza Abiyyu-

💜

"Mau dikenalin nggak?" tanya Ara lagi sambil menyenggol lengan sahabatnya. Sedangkan sosok yang ditanya masih melongo melihat pemuda yang berjalan beberapa meter di depan mereka.

"Yaelah. Malah ngelamun," dumel Ara ketika melihat Salsa sama sekali tidak merespon perkataannya barusan.

Merasa dikacangi, Ara lantas mencari ide untuk menyadarkan gadis di sampingnya itu. Sampai akhirnya, senyum penuh artinya mengembang setelah menemukan sebuah ide yang terlintas di kepalanya.

"Ustaz!" panggil Ara membuat laki-laki bersarung itu menghentikan langkah dan menoleh. Hal yang sama juga dilakukan Salsa setelah telinganya mendengar panggilan Ara.

"Sini!" titah Ara.

Tanpa berani membantah, ustaz muda tersebut langsung mengangguk dan berjalan sambil menunduk ke tempat Ara dan seorang gadis yang tidak dikenalnya.

"Assalamu'alaikum, Ning Ara," sapa Zahid berdiri beberapa meter dari kedua gadis itu.

"Wa'alaikumussalam. Ustaz baru pulang ngajar, ya?" tanya Ara berbasa-basi. Padahal ia tahu jika laki-laki itu baru selesai melaksanakan kewajibannya mengajar kelas dua Tsanawiyah.

"Iya, Ning," jawab Zahid jujur. "Ngapunten, Ning Ara memanggil saya kenapa, ya? Ada yang bisa saya bantu?"

Mendengar pertanyaan yang begitu sopan tersebut, Ara lantas tersenyum dan mengangguk. Sebelum mengeluarkan suara, ia melirik sahabatnya terlebih dahulu. Barulah kemudian, Ara siap menyampaikan pertanyaan randomnya.

"Ustaz Zahid udah punya pacar belum?"

Bukan hanya Zahid yang kaget dengan pertanyaan itu, tapi Salsa juga. Ia menduga jika Ara sengaja bertanya seperti itu pada laki-laki di depan mereka. Karena hal itulah, Salsa langsung mencubit pelan pinggul Ara. Namun, Ara sepertinya tidak merasakan apa-apa.

"Belum, Ning, dan insya Allah tidak akan pernah punya," ujar Zahid tidak memperhatikan tingkah dua gadis yang saling menoel itu.

"Enggak akan punya? Maksudnya?"

"Sebelum menikah, saya tidak akan pernah pacaran, Ning. Karena agama melarang hal-hal yang membuat seseorang mendekat kepada zina, salah satunya dengan pacaran. Gus Hasby juga sangat melarang santrinya untuk pacaran sebelum halal, dan saya ingin bisa seperti beliau."

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang