13 - Keluarga Abiyyu

8.5K 480 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

"Kenapa Kak Hasby ngeliatin Ara kayak gitu?" tanya Ara setelah mereka selesai menunaikan sholat sunah.

Kini, pasangan itu tengah berada di hotel milik sahabat Abah Abi. Ketika acara akad pernikahan selesai beberapa jam yang lalu, kedua keluarga itu langsung ke tempat ini sebelum nantinya kembali ke pesantren.

"Kak?" panggil gadis itu.

Hasby yang duduk tepat di depan Ara langsung tersenyum. Ia memperbaiki posisinya agar lebih dekat dengan sang istri.

"Boleh saya katakan sesuatu?" ucap Hasby dengan senyum indahnya.

Ara mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu sangat cantik, Ra."

"Kak Hasby udah dua kali ngomong kayak gitu pagi ini," balas Ara memalingkan wajahnya. Ia tidak mau, Hasby melihat rona di pipinya.

"Aisyahra," panggil Hasby berhasil membuat gadis itu menatapnya lagi.

"Iya?"

"Sejak pertama kali bertemu kamu, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjaga pandangan dan hati saya dari mengingat wajah kamu. Meskipun semakin keras saya mencoba, wajah kamu semakin terlihat jelas di ingatan saya. Tapi sekarang, saya tidak perlu lagi melakukan itu lagi.

"Kak,"

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jika waktunya sudah tiba, pandangan saya tidak akan pernah teralihkan oleh apa pun di dunia ini. Saya pastikan setelah ini, mata saya akan terus melihat wajah kamu, istriku," tutur Hasby meraih tangan sang istri dan menciumnya.

Blush!

Ara memastikan jika kedua pipinya sudah seperti kepiting rebus sekarang. Semua yang dikatakan dan dilakukan oleh laki-laki itu sukses membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Hangat dari ketulusan ucapan itu kini tengah menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Setelah ini, kita siap-siap ke pesantren, ya."

"Hari ini banget, Kak?" tanya Ara memastikan.

"Iya, Sayang. Malam nanti ada acara syukuran. Keluarga besar juga menunggu di sana."

Gadis itu bergeming sebentar. Bukannya belum siap untuk mengunjungi tempat tinggal barunya, Ara hanya ingin mengunjungi suatu tempat terlebih dulu.

"Kak," panggilnya. "Sebelum ke pesantren, aku mau ke suatu tempat, boleh?"

"Boleh. Nanti perginya sama-sama, ya."

***

Posisi matahari waktu itu baru saja tergelincir ke arah barat. Kumandang azan Zuhur pun sudah terdengar satu jam yang lalu. Sebelum pergi ke tempat yang dimaksud, kedua muda-mudi itu memilih untuk sholat Zuhur berjamaah bersama keluarga. Barulah mereka berpamitan untuk pergi.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang