بسم الله الرحمن الرحيم
💜
Sekitar setengah jam kemudian, mobil milik keluarga Abiyyu yang dikendarai oleh Kang Badrul berhenti di depan halaman. Tidak berlangsung lama, dua perempuan cantik itu pun keluar dengan membawa barang belanjaan mereka. Kang Badrul tidak kalah cepat untuk mengambil beberapa plastik di tangan Ara agar istri gusnya itu tidak kecapean.
"Terima kasih, Kang," ucap Ara tersenyum.
"Sama-sama, Ning. Mari." Laki-laki tiga puluh tahunan itu mempersilahkan agar Ara dan Hanum berjalan lebih dahulu. Namun, Ara malah memilih untuk berjalan di belakang saja.
"Seorang perempuan lebih baik jalannya di belakang laki-laki agar segala bentuk maupun lekuk tubuhnya tidak menjadi penarik perhatian. Itu kata Kak Hasby, Kang. Jadi, sok atuh, jalan duluan," jelas Ara mempersilahkan balik.
Kang Badrul mengangguk paham dan segera menuruti saran Ning-nya. Belum sampai pagar rumah Abah Abi, ketiga orang itu menghentikan langkah bersamaan ketika Hasby keluar bersama seorang bayi yang digendongnya.
"Eh, Kang. Sudah pulang?" tanya Hasby yang langsung mendapat anggukan dan senyum sopan dari Kang Badrul. "Aisyahra mana?"
"Masih di belakang, Gus," tunjuk kang Badrul pada sosok perempuan yang berada di belakangnya.
"Assalamu'alaikum, Kak," ucap Ara sambil melambai dengan tangan yang memegang kresek kecil. Ia yang melihat bayi lucu itu langsung mendekat ke arahnya. Tanpa diminta siapapun, Ara langsung mencium pipi bayi itu dengan gemasnya.
"Masya Allah ... cantik sekali. Anak siapa, Kak?"
"Wa'alaikumussalam, Sayang," balas Hasby sambil memperlihatkan bayi itu agar istrinya bisa melihat lebih dekat. "Ini ponakannya Mas Wildan."
"Hah?" Ara tidak paham maksud suaminya.
"Jadi, saudaranya mas Wildan titipin bayinya sebentar sama Kak Ana. Karena Kak Ana masih bikinin susu, jadi Mas gendong aja. Gimana? Lucu, kan?"
Ara mengangguk setuju. Bagi dirinya yang sangat suka dengan anak-anak, bayi yang digendong Hasby lebih dari kata lucu. Sangat menggemaskan sampai Ara ingin menciumnya lagi.
"Namanya siapa?" tanya Ara tidak hentinya mengelus pipi tembam bayi itu dengan tangannya. Tidak peduli jika plastik yang dibawanya mengeluarkan suara.
"Najwa," jawab Hasby tersenyum ke arah bayi tersebut.
"Namanya adalah cerminan wajahnya. Sama-sama cantik," puji Ara kembali mendaratkan ciumannya ke pipi Najwa. Ia tidak bisa menahan kegemasannya terhadap bayi cantik itu.
"Najwanya terus yang dicium," gerutu Hasby yang dari tadi melihat tingkah istrinya. Ara yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya. Bingung.
"Mas juga mau," goda Hasby sambil memajukan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Spiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...