بسم الله الرحمن الرحيم
💜
"Kak Hasby nangis lagi?"
Suara itu, suara yang begitu ia rindukan, membuat kepalanya langsung mendongak. Senyum bahagia atas sadarnya sang istri pun tercetak begitu indah dari wajahnya yang berduka.
"Aww!" Ara meringis ketika hendak bangun dari tempatnya. Hasby yang melihatnya segera membantu.
"Jangan terlalu banyak gerak, Sayang. Kondisi kamu belum pulih," ujar Hasby nampak khawatir.
Ara tidak memberikan respon atas kalimat tadi. Ia malah menepuk kasur di sampingnya untuk diduduki oleh suaminya. Mungkin ada hal yang ingin ia katakan.
"Sini, Kak."
Hasby langsung menurut. Setelah keduanya saling berhadapan, Ara langsung mengangkat kedua tangannya untuk menangkup wajah laki-laki yang sangat ia sayangi demi menghilangkan jejak air di pelupuk mata indah itu.
"Kenapa nangis lagi, hm?" tanya Ara menatap kedua mata itu begitu lekat.
Hasby tidak kuat melihat sorot mata istrinya. Segera ia memeluk raga di depannya. Tidak lama setelahnya, suara isak tangis terdengar. Perempuan itu menangis. Mungkin ia sudah tahu apa yang terjadi sampai suaminya menangis seperti tadi. Ara sudah bisa merasakan sakit yang dirasa oleh lelakinya.
"Kak ... maafin aku, ya. A-aku nggak bisa jaga calon anak kita," ungkap Ara penuh penyesalan. Hal itu membuat Hasby cukup kaget. Ia ingin melepas pelukannya sebentar untuk melihat wajah istrinya, tapi Ara kian menguatkan pelukannya.
"Ra,"
"Karena kecerobohan aku, Haura pergi, Kak. Aku udah gagal jadi seorang ibu. Maafin aku," lanjutnya dengan suara begitu kecil.
"Aisyahra," panggil Hasby lagi agar istrinya itu berhenti menyalahkan diri sendiri.
"Aku udah ngecewain semuanya." Ara masih saja melanjutkan ucapannya yang terus-menerus menyalahkan diri. Karena hal itulah, Hasby terpaksa melepas pelukannya agar bisa melihat wajah Ara. Karena hanya dengan tatapan tulus, Hasby bisa menyelam ke dasar hati istrinya.
"Sayang, lihat Mas," pinta Hasby mengusap air di wajah istrinya. Setelahnya, ia mengangkat dagu lancip itu agar pandangan mereka bertemu.
"Dengerin, Mas, ya?" pinta Hasby dengan suara begitu halus. Ara hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Apa yang terjadi dalam hidup kita sekarang adalah takdir dari Allah, Sayang. Kepergian calon buah hati kita adalah ujian untuk kita berdua. Bukan berarti kita gagal. Bukan berarti Allah nggak sayang. Justru, Allah lagi rindu sama kita, Ra. Makanya Dia kasih kita ujian ini agar kita semakin dekat dengan Dia. Agar kita semakin kuat mengahadapi ujian-ujian berikutnya."
"Ra, kehilangan ini bukan akhir dari kebahagiaan. Kehilangan ini bukan salah siapa-siapa. Ini semua takdir. Yakin sama Allah, Sayang. Dia sudah menyiapkan ganti yang lebih baik di depan sana." Hasby menjeda kalimatnya dengan menggenggam tangan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Araby [SELESAI] ✔️
Espiritual"Ara, tuh, cewek yang nakalnya pake banget. Gue yakin, lo nggak bakalan temuin satu sifat pun cewe idaman lo di sana." -Aisyahra Khadija "Untuk membuktikan ucapan kamu tadi, saya harus melihat dan menilainya sendiri. Dan salah satu caranya adalah de...