23 - Pertanyaan Ara

6.8K 363 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

"Assalamualaikum," ucap keduanya ketika sampai pintu masuk.

Sapaan salam mereka langsung dibalas oleh Abah Abi dan Ummah Maryam yang kebetulan sedang berbincang di ruang tamu. Selain mereka, ada juga beberapa santri senior yang mungkin sedang membicarakan sesuatu dengan abahnya. Sontak, santri-santri tersebut langsung menundukkan kepala ketika Ara dan Hasby masuk dan duduk di antara mereka.

"Ummah seneng liat kalian pulang bareng," kata wanita berjilbab panjang warna coklat tua tersenyum pada pasangan di depannya.

"Iya, Ummah. Kebetulan tadi kelasnya cepat selesai, jadi Hasby bisa jemput Aisyahra." Laki-laki yang duduk di sebelah Ara menjawabnya dengan wajah tersenyum. Jangan lupakan tangannya yang masih melekat di jemari sang istri sejak turun dari mobil tadi.

"Oh, ya, ustaz Zahid, Ali dan Nawawi tumben jam segini udah di ndalem?" tanya Hasby melihat ketiga laki-laki itu bergantian.

"Punten, Gus. Kami ke sini untuk sowan sekaligus meminta persetujuan Abah terkait kegiatan selama bulan Ramadan nanti," jawab Zahid mewakili teman-temannya yang lain.

"Iya, By. Program-program yang kamu sarankan untuk dilaksakan di Ramadan kali ini sangat Abah setujui. Semua persis dengan apa yang Abah harapkan," sahut sang Abah.

Hasby yang mendengarnya langsung tersenyum dan bernapas lega. Setidaknya, sedikit demi sedikit ia sudah bisa membantu sang Abah untuk membina pesantren ini dan memberikan kontribusi terutama dari segi ilmu demi masa depan pesantrennya.

"Alhamdulillah kalau Abah setuju. Kemarin, Hasby niatnya mau membahas hal ini, tapi tidak ingat. Terima kasih, ya, Ustaz Zahid dan lainnya sudah membantu mengingatkan."

"Sami-sami, Gus," balas ketiganya.

Ara yang sejak tadi diam memperhatikan ikut tersenyum melihat Hasby senyum seperti itu. Ia juga bisa merasakan bagaimana senangnya Hasby ketika ide-idenya bisa diterima oleh semua orang. Ia yakin, semua program yang akan berjalan pada bulan mulia ini dibuat semata-mata dalam rangka mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

"By, ajak istrimu ke kamar, gih. Pasti dia capek," titah ummah Maryam melihat wajah Ara. Mungkin ia ingin agar Hasby bisa menghabiskan waktunya bersama Ara sebelum laki-laki itu sibuk nantinya.

Hasby menelengkan kepalanya menghadap sang istri, lalu tersenyum singkat. Setelah itu, ia pamit bersama Ara.

***

"Kak," panggil gadis itu setelah meletakkan tasnya. Kini ia tengah menyandarkan kepalanya pada sandaran kasur. Kedua kakinya pun sudah diselonjorkan ke depan. "Yang sama ustaz Zahid itu jadi ustadz juga di sini?" Ara melanjutkan ucapannya.

Hasby yang juga hendak ke kamar mandi langsung berbalik arah ketika Ara memanggilnya. Sebelum memberikan jawaban, ia memilih untuk merebahkan diri di dekat Ara dengan menjadikan paha sang istri menjadi bantal.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang