49 - Sebuah Permintaan

4.5K 278 20
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

"Kenapa nggak diangkat, Kak?" tanya Ara setelah pertanyaannya tadi belum juga mendapat jawaban.

Sebelumnya, ia sempat dibuat bingung dengan sikap Hasby yang tiba-tiba berhenti mendadak setelah menyebut nama Hanum, sekarang laki-laki itu semakin membuat kebingungan Ara meningkat dengan raut wajahnya.

"Tadi Mas mau angkat, tapi keburu ditutup sama yang telpon," jawab Hasby jujur.

Memang ia hendak mengangkat panggilan tersebut, tapi pemilik nomor tersebut sudah lebih dulu mengakhirinya dan itu membuat Hasby bernapas lega. Setidaknya, Hanum tidak menggangu waktunya dengan sang istri hari ini.

Karena tidak ingin membuat Ara penasaran lebih jauh, Hasby segera memasukkan ponselnya ke dalam saku setelah mengaktifkan mode silent. Sekarang, ia harus fokus pada istrinya dulu. Masalah Hanum biarlah ia urus nanti.

"Maaf, ya, tadi Mas berhenti tiba-tiba dan buat kamu kaget," tutur Hasby merasa bersalah.

Sebenarnya Ara ingin sekali bertanya mengenai alasannya, tapi melihat sorot mata suaminya, ia memilih untuk mengurungkan niatnya. Ara percaya, laki-laki itu pasti punya alasan tersendiri dibalik sikapnya tadi.

"Enggak apa-apa, Kak. Sekarang kita lanjutkan perjalanan yuk! Takutnya ummah nyariin karena kita perginya lama."

Hasby tersenyum kemudian mengangguk. Tanpa menunggu lama, ia segera mengemudikan mobilnya sebelum waktu mereka terbuang lebih banyak.

***

"Kak! Ada panda!" pekik Ara langsung melepas genggaman tangan suaminya dan berlari ke arah boneka putih di pojokan sana. Sekarang, Hasby dan sang istri tengah mencari hadiah yang akan diberikan pada Nabella.

"Ih! Lucu!" lanjut Ara mengelus gemas boneka panda yang kini berada dalam pelukannya.

Hasby yang melihatnya hanya menggeleng dan mengulum senyum manis. Ia sangat senang melihat istrinya tersenyum bahagia seperti sekarang. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa pada perempuannya.

Apakah bundamu sudah benar-benar ikhlas melepasmu, Ra? Kalau benar, semoga kamu juga bahagia melihat bundamu dari sana. Batin Hasby berjalan mendekat ke arah Ara.

"Suka?" tanya laki-laki itu ikut mengelus boneka yang dipeluk istrinya.

Mendengar pertanyaan itu, Ara mengangguk cepat. "Suka banget. Kak Hasby tau nggak? Dia, tuh, sama kayak aku dulu."

"Maksudnya?" tanya Hasby mengernyitkan kening.

"Sama-sama punya mata hitam," kekeh Ara mengingat betapa ia seringkali begadang sampai matanya benar-benar mirip panda.

Hasby pun ikut terkekeh dengan tingkah istrinya. "Ada-ada saja istrinya Mas."

"Tapi, meskipun matanya hitam, dia tetap lucu, kan, Kak?" tanya Ara.

Semesta Araby [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang