'PRANGG!'
Jendela markas bruiser pecah karena sesuatu berat yang dilempar dari arah luar.
"WOII, SIAPA ITU?!" teriak Bahvin yang berdiri dekat dengan jendela, untung saja ia tidak terkena pecahan kaca dan lemparan itu.
"Bang, lo baik-baik aja?" Seru Bian dengan nada yang sedikit panik.
Bahvin mengganguk. "Gue gapapa," ujarnya, matanya tertuju pada bongkahan kertas dibawahnya.
Cowok itu membungkuk dan mengambil bongkahan kertas itu kemudian kembali berdiri tegap. Bahvin membuka gulungan kertas itu, "Pantesan, isinya batu." Gumamnya seraya membaca tulisan yang ada disana.
Kening Bahvin berkerut, "603?"
"Kenapa bang?" Kepo Bian saat melihat ekspresi terkejut dari Bahvin, karena tidak ingin penasaran ia berjalan ke tempat Bahvin berdiri.
Pupil matanya membesar, "Anjir, ini kode? Semacam teror dan teka-teki gitu?" Ucap Bian.
"Maybe," balas Bahvin.
"Di pikir-pikir kita belum ada ribut sama siapapun kecuali anak Black piston, apa mereka yang lempar ini?" Ucap Bian menerka-nerka.
"Gue juga gatau pasti, coba nanti bicarain ini sama Leon dulu dah daripada bertindak tapi ga pasti siapa dalangnya. Bukannya kelar malah nanti suasananya makin runyam," sahut Bahvin yang di angguki cowok disampingnya.
"Iya juga ya, bang."
"Perlu gue kabarin ke yang lain bang?"
"Gak perlu, nanti gue bilang sama Marvez dulu kalau sama Leon pasti tuh anak bakalan emosi duluan, lo tau sendiri gimana Leon sekarang."
Bian kembali mengangguk membenarkan.
***
MOBIL disinilah sepasang pasutri muda itu berada. Beberapa menit yang lalu, Rosa meminta mereka untuk membeli minuman kesukaannya di Cafe Pernglia langganan keluarga Strength.
"Kak Eo, berhenti!" teriak Kaiyca.
Karena teriakan Kaiyca membuat Leon mengeram mendadak, ia beralih menatap gadis itu dengan tajam. "Bisa jangan ganggu gue? Lo ga liat gue lagi nyetir?!"
Kaiyca menunduk, "Maaf kak ...." Ujarnya kelu, tanpa melihat Leon. Ia menunjuk ke arah anak kecil yang sedang berdiri di tengah-tengah kerumunan orang-orang yang berkendara, anak kecil itu terlihat kebingungan dan menangis, sepertinya ia sedang mencari salah satu orang tuannya.
Leon mengikuti arah tunjuk Kaiyca, "Bangsat!"
Mata Kaiyca teralihkan pada lampu merah yang berubah menjadi hijau, saat ia ingin membuka pintu mobil tangannya di tahan oleh Leon.
"Tetap disini, jangan kemana-mana, biar gue aja."
"Ga ada bantahan!" bentak Leon ketika gadis itu ingin membantah ucapannya.
Mendengar itu Kaiyca mengangguk pasrah, "Iya, cepat kak, Itu mau lampu merah."
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...