Sudah lebih satu jam mereka mencari keberadaan Elno dan Melio namun nihil, tidak ada satupun pertanda dimana titik terang dari mereka. Sementara itu, Kaiyca terus saja menangis setelah sadar dari pingsannya. Gadis itu terus bergumam bahwa ia ingin bertemu dengan anak kecilnya.
"Kak Eo, nono dimana? Aku pengen di elus perutnya sama dia, dede bayi minta." Ujar Kaiyca lemah, energinya sudah terkuras karena terus menangis dan sempat jatuh pingsan.
Mendengar itu, Leon terdiam. Ia tidak tahu harus mengatakan apalagi kepada gadis itu, kepalanya terasa ingin pecah saat ini.
"Kak..." Desak Kaiyca.
"LO BISA DIAM GAK SIH, AI? DARI TADI NGEDUMEL MULU, GUE PUSING SIALAN." Bentak Leon setelah itu beranjak pergi dari kamar.
Kaiyca terkejut, Leon baru kali ini menggunakan nada tinggi kepadanya setelah kejadian itu. Ia tampak terdiam dan menatap kosong kedepan, rasanya semua campur aduk, rasa lapar, khawatir dan rasa bersalahnya untuk Leon karena telah menyusahkan cowok itu.
"Hey sayang, it's okay, everything will be fine. Putra mami cuman lagi emosi dan khawatir dengan keadaan kamu ditambah juga Elno yang menghilang. Jangan berkecil hati, dan jangan sedih okay?" Ucap Rosa menenangkan sembari mengusap lembut kepala Kaiyca dengan sayang.
"Iyaa mami, maafin Kai ya.. Dari tadi bikin kalian susah dan panik dalam waktu bersamaan." Balas Kaiyca sedih.
"Don't say that, bukan salah kamu. Mami paham betul gimana perasaan kamu sayang, udah ya jangan sedih. Gimana kalau makan nasi goreng buatan mami? Dijamin kamu bakalan nambah deh, nanti mami buatkan jus apel juga, gimana?" Tawar Rosa.
Kaiyca mengangguk singkat.
Melihat itu, Rosa tersenyum senang. Akhirnya Kaiyca bisa dibujuk untuk makan, setidaknya bayi di dalam kandungan gadis itu mendapatkan nutrisi dan saluran makanan.
***
"ARGHHH, MELIO SIALAN. DIMANA LO SEMBUNYIIN ANAK GUE BANGSAT!" teriak Leon di lantai bawah.
'PRANGG!!'
Cowok itu melempar vas bunga yang terletak di atas meja."SIAL!"
"SIAL!"
Leon terus-menerus mengumpat sampai suara seseorang menghentikan aksinya.
"Dengan cara lo, semua bakalan tetap sama. Rumit, mending sekarang lo lacak GPS. Setiap anggota memiliki GPS masing-masing di bagian tubuhnya tanpa sepengetahuan mereka, jangan buang waktu." Ungkap Marvez dingin, menatap datar ke arah Leon.
Bahvin dan Bevan saling pandang. "Kenapa gue gak ingat ya? Padahal kita kan tau, karena anggota inti." Bingungnya pada Bahvin.
"Karena lo bego," jawab Bahvin santai.
Mata Bevan melebar, menatap kesal kembarannya. "Mata lo sini gue keluarin, bego dari mana nya. Orang gue pinter gini," bela nya pada diri sendiri.
"Kalau dilihat dari ujung ke ujung." Sahut Bahvin.
Mendengar itu Bevan kesal setengah mati pada Bahvin. Ia mendengus dan memilih diam daripada semakin kesal dengan jawaban yang diberikan cowok itu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...