Ruang tamu
Setelah berbincang cukup lama dan tentunya yang banyak bicara di percakapan itu hanyalah Rosa. Rajash juga Kaiyca hanya senantiasa mendengarkan, sesekali mereka juga merespon.
"Oh iya, papi kan mau meeting. Ini udah jam 7 malam loh, mas ... Ntar kamu dibilang gak disiplin karna telat, sana-sana pergi meeting. Aku sama menantu mau Quality Time dulu," ucap Rosa dengan nada meledek Rajash.
Rajash hanya menggeleng kepala, "Yasudah, saya mau meeting dulu. Baik-baik, suruh Leon pulang." Sahut Rajash, ia berdiri dari tempat duduknya kemudian mendekati istrinya. Pria itu mencium kening Rosa lalu ia beralih pada kaiyca dan juga mencium singkat pipi gembul gadis itu.
"Saya pergi dulu." Pamit Rajash lalu pergi dari hadapan mereka berdua.
"Nah, papi udah pergi. Saat nya kita beraksi sayang!" seru Rosa dengan semangat, ia menatap sumringah Kaiyca.
"Buat apa mami?" bukannya menjawab bahasa isyarat dari Kaiyca, Rosa malah menarik tangannya menuju dapur.
***
Di dapur, Rosa menjelaskan semuanya bahwa mereka berdua akan membuat kue Brownies untuk dibagikan kepada anak-anak panti asuhan dan itu disetujui oleh Kaiyca dengan semangat. Akhirnya setelah beberapa hari tidak berkunjung ketempat ia di besarkan, hari ini dia akan menginjak tempat itu lagi.
Rosa tersenyum lebar melihat itu. "Ayok, sayang. Let's go bikin kue brownies nya." ucapnya dengan semangat juga.
"Kamu suka kan, kue brownies? Setau mami ... Kamu suka banget sama itu," ungkap Rosa.
Kaiyca mengangguk-anggukan kepalanya dengan perasaan senang, gadis itu menubruk tubuh Rosa dengan sebuah pelukan.
Badan Rosa hampir saja jatuh karena pelukan Kaiyca yang mendadak untung saja dia bisa menjaga keseimbangannya. Rosa membalas pelukan itu, "Cantiknya mami, semoga kamu selalu tersenyum senang seperti ini. Maafkan mami ya, nak?"
Rosa mengelus Surai rambut hitam itu, "Makasih banget ya, sayang? Udah mau nerima perjodohan ini karna hadirnya kamu di hidup Mami, Papi ... Kami jadi bisa ngerasain gimana rasanya punya anak perempuan. Setelah ini, kamu bakalan dapet limpahan kasih sayang dari mami maupun papi."
"Maksud mami apa? Mami selama ini gak pernah ngelakuin kesalahan apapun, kenapa mami malah minta maaf ke aku?" gumam Kaiyca dalam hatinya, ia sangat bingung saat ini.
"Ah, udahlah sayang kenapa jadi melow gini maminya. Ayok kita mulai bikin brownies nya aja, takutnya entar kemalaman bawa ini ke panti." Ajak Rosa, ia melepaskan pelukan mereka.
"Mami sama papi tadi udah beli bahan-bahannya, tinggal kita sisihkan yang mana perlu aja selebihnya simpen di kulkas." Sambung Rosa. Ia mengambil kantong belanjaan yang ada di atas meja dapur.
"Nah, ini ... Ayok mami bantu sayang, pasti kamu juga kecapean sendirian ngurus mansion sebesar ini. Ini Leon juga kenapa ga tinggal di rumah sederhana dulu sih? Mending kalau ada pembantu, ini ga ada sama sekali."
Melihat kekesalan Rosa, Kaiyca mengelus tangan itu. "Ini tugas aku mami, aku ga butuh asisten maupun pembantu, selagi aku bisa dan mampu itu semua bakalan aku kerjain sendiri. Kewajiban seorang istri bukannya melayani suami dan menjadi ibu rumah tangga, mam?" balas Kaiyca menenangkan dengan bahasa isyarat, padahal jauh dalam lubuk hatinya ini semua melelahkan tapi lebih melelahkan perjuangannya untuk mengambil hati Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)
Novela JuvenilLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...