- Sheet : 35. Unboxing?

7.7K 300 12
                                    

"Ai alasan Lo masih tetap sama gue karna apa?"

Kaiyca yang sibuk memperhatikan bintang yang berada di langit malam sedari tadi langsung menoleh kesamping dimana pria itu berada.

"Alasannya sederhana karna aku sayang sama kamu kak. Aku gak mau kehilangan untuk kesekian kalinya, cukup semesta aku aja yang pergi, duniaku kali ini jangan." balas Kaiyca sembari menatap wajah tampan milik pria itu.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Leon, pria itu menarik pinggang ramping milik gadis itu hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka.

Leon mengembuskan nafas berat. Dengan pasti, pria itu menatap Kaiyca dalam. "Ai, gue gak tau mau ngomong apa lagi dan harus gimana buat nebus semua kesalahan gue. Gue gamau beri harapan palsu sama lo, tapi gue bakalan usaha buat gak nyakitin lo lagi. Lo juga jangan berharap lebih sama gue ya Ai? Gue cowok gila, tempramental dan gak bisa kontrol apa yang mau gue kontrol. Gue emang ga sesempurna buat Lo, tapi gue bakalan berusaha jadi yang terbaik buat Lo."

"Maaf, gue bukan pria romantis."

Sudut bibir gadis itu terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman lebar. Ia menatap dalam mata pria di hadapannya sekarang. "Aku ngerti kok kak, gak semua harus sesuai dengan apa yang kita inginkan terkadang jangan terlalu berekspektasi tinggi sama sesuatu yang belum bisa kita raih. Gak ada manusia yang sempurna kak, yang ada cuman menyempurnakan apa yang ada bersama-sama. Aku sama sekali gak butuh sosok yang sempurna, aku cuman butuh sosok yang selalu ada sama aku, karna di dunia ini aku gak punya siapa-siapa selain kamu, mami papi sama Bruiser. Aku percaya sama kamu, kamu bisa berubah dan aku bakalan berusaha untuk ngertiin posisi kamu kak."

Seketika eskpresi Leon berubah yang tadinya melihat Kaiyca penuh kelembutan sekarang tatapan tajam tertuju pada gadis itu. "Bruiser?" tanyanya dengan suara datar.

Dengan polosnya gadis itu mengangguk. "Iya, Geng motor yang kamu pimpin, Bruiser. Aku udah anggap mereka keluarga karna mereka baik sama aku kak, tau gak? Aku berasa dijadiin queen dan punya banyak saudara cowok karena mereka." balasnya dengan antuasias.

Masih dengan raut wajah yang sama, datar. Pria itu menjawab singkat ucapan itu. "Oh." dari wajahnya sangat terlihat jika Leon tidak suka dengan topik pembicaraan ini.

Kening gadis itu mengerut. Ia memicingkan matanya menatap pria tinggi yang sekarang sudah mengeratkan rangkulan pada pinggang miliknya.

"Ih, Kaka! Aku susah nafas kenapa erat banget ini..." protes Kaiyca. Ia menatap garang Leon.

"Ga peduli,"

"Jahat banget sih, ga like aku."

"Tapi gue suka, mau apa lo?"

"MAU KETAMAN BUNGA TULIPS." pekik Kaiyca dengan semangat.

Leon memejamkan mata mendengar suara nyaring yang masuk kedalam gendang telinganya. "Suara lo ga semerdu itu kalau lo lupa."

Mendengar ucapan pria di hadapannya membuat gadis itu memajukan bibirnya. "Ih, jahat banget."

"POKOKNYA MAU KETAMAN BUNGA TULIPS, CANTIK TAU! AKU KEMARIN LIHAT DI TIKTOK." kekeh Kaiyca.

"Ga usah pake teriak-teriak segala, gue ga budek. Kalau lo masih teriak ga jelas lagi, gue bakalan delete tiktok dari ponsel lo." ancam Leon pada gadis itu membuat Kaiyca dengan cepat mengangguk.

"Iya, maaf. Habisnya kamu ngeselin jadi pengen buang ke jurang." balas Kaiyca tanpa dosa.

Leon menghela nafas kasar. "I don't care!"

"Besok, ke tempat yang Lo mau." sambung pria itu membuat Kaiyca dengan refleks memeluk Leon dengan erat.

"Aaaaaa! Thank you so much, my husband. Emang kak Leon yang terbaik dari 10 persen yang terbaik."

LEONIDAS (PO TGL 3 DES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang