- Sheet : 46. Bayi perempuan

3.6K 147 23
                                    

Setalah saat-saat yang menegangkan beberapa jam yang lalu, terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan persalinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setalah saat-saat yang menegangkan beberapa jam yang lalu, terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan persalinan. Semua orang yang menunggu Kaiyca di luar ruangan bernafas lega dan menangis terharu mendengar tangisan itu.

Itu berarti, Kaiyca berhasil mengeluarkan sang buah hati. Sebelum gadis itu dipindahkan keruang persalinan, sempat beradu argument karena ingin Kaiyca sesar saja daripada melahirkan normal, akan tetapi gadis itu keras kepala, ia ingin melahirkan anaknya dengan perjuangannya sendiri, ia juga mengatakan bahwasannya ingin merasakan perjuangan menjadi seorang ibu.

"Permisi, orang tua dari nyonya Kaiyca?" Himbau seorang dokter baru saja keluar dari ruang persalinan.

Rosa mengangkat tangannya. "Saya dok, bagaimana kondisi putri dan cucu saya?"

"Alhamdulillah, kondisi ibu dan anaknya baik-baik saja, dan dia berjenis perempuan, namun dengan kondisi nyonya muda yang sangat lemah membuatnya tidak sadarkan diri untuk beberapa saat kedepan, jangan khawatir nyonya muda akan segera sadar dari pingsannya," ucap dokter itu.

"Saya ucapkan selamat atas kelahiran cucu pertama tuan dan nyonya, terimakasih sudah memberikan saya kepercayaan untuk menangani persalinan nyonya muda. Kalau begitu saya permisi dulu, nyonya muda akan segera dipindahkan setelah badannya di bersihkan dan juga bayinya." Sambungnya lalu sedikit membungkukkan badannya dan berlalu pergi dari sana.

"Mas, cucu kita..." Ucap Rosa sembari menatap Rajash.

Rajash tersenyum. "Iya sayang, cucu kita perempuan. Kamu senang?"

Rosa mengangguk. "Sangat senang mas, cucu kita sepasang dan keluarga kita akhirnya lengkap."

"Ponakan gue perempuan." Seru Bahvin senang, ia tidak memiliki saudara perempuan karena itu ia sangat senang.

Bevan menoleh, menyenggol lengan kembarannya. "Ponakan gue itu, enak aja lo ngaku-ngaku."

"GUE!"

"GUE!" ulang Bevan.

"Gue anjing." Ucap Bahvin tertahan, ia menatap kesal Bevan.

"Shut, diam. Itu ponakan gue, jangan adu mulut. Udah kaya cewek aja," sahut Tyara dengan santainya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang