-Sheet : 31. Menyesal?

8.2K 338 45
                                    

Usai
Tiara Andini



Kaiyca tidak kabur dalam kepedihan yang sudah ia alami berbulan-bulan lamanya, ia hanya ingin menenangkan jiwanya yang sudah dipenuhi dengan penderitaan yang menyakitkan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri. Ia sudah terlalu lama menahan semua rasa sakit yang ada, dan ia ingin melepaskan semua beban yang sudah menumpuk di jiwanya.

Pondasi dalam hubungan adalah pihak lelaki namun disini, Leon sama sekali tidak menginginkan pernikahan ataupun perjodohan yang sudah terjadi, cinta sepihak, itu yang ada di dalam pernikahan ke-duanya.

Kaiyca sama sekali tidak pernah menyesal mencintai sebegitu hebatnya—Leonidas, itu sudah segala penghargaan dalam hubungan, yaitu cinta. Jika bukan kedua pihak, satu pihak lah yang akan melakukannya.

"Tunggu!"

Langkah Tyara dan Kaiyca terhenti, mereka berdua menoleh kebelakang, dimana ada Leon, dan kedua orangtuanya.

Tyara menatap Leon sengit, ia melipat kedua tangan di depan dada. Dengan alis sedikit terangkat, Tyara membuka suara. "Apalagi? Buang-buang waktu berharga gue aja, lo Samsul. Cepatan deh," ketusnya.

"Sabar kak, biarin dia bicara." Ucap Kaiyca dengan mengendong tubuh kecil Elno, anak kecil itu masih tertidur, sangat pulas.

"Stop!" Tyara mengehentikan langkah Leon yang ingin mendekat.

"Disitu aja, gausah drama pake acara dekat-dekat, gue alergi ulat bulu."

Leon mengalah, ia menatap ke arah Kaiyca. Jika di tanya, itu tatapan seperti apa, tidak bisa di nilai yang pastinya, tatapan penyesalan.

"Maaf, maaf karena gue jadi sumber luka buat lo, Ai ... Walaupun gue bisa cegah lo pergi dari sini, rasanya ga mungkin, kesalahan yang udah gue perbuat cukup besar, rasa sakit lo ga sepadan kalau cuman kata maaf yang gue ucapin ke lo, jaga Elno baik-baik ... Suatu saat, gue bakalan bawa kalian kembali." Entah Leon berucap demikian hanya karena penyesalan semata atau bahkan karena timbul perasaan lain, siapa yang tahu?

"Untung deh lo sadar diri, jadinya ga cape-cape gue buat masukin otak lo ke pencucian biar bersih, sekalian dikasih rinso biar wangi gak kecium aroma gosong nya lagi," cerocos Tyara sembari berkacak pinggang, sudah mirip seperti ibu-ibu komplek marahin anaknya.

"Udah ga usah di liat lagi, tuh cowok memang pantas dapetin ini. Jangan luluh deh, kali-kali jadi cewek yang tegas buat diri sendiri, kalau ga buat lo yang buat Elno, yang sekarang udah jadi putra angkat lo. Tapi mirip sih, sama Leon ... Hehehe," cengir Tyara di akhir kata, tanpa banyak drama lagi ia menarik tangan gadis itu keluar dari rumah megah milik keluarga Strength.

Rosa menatap kepergian Kaiyca, Elno dan Tyara. Ia beralih melirik Rajash yang berdiri di sampingnya, dengan kepala yang di sandarkan ke bahu pria itu. Ia mulai berucap lirih.

"Mas ... Putri kita, aku ga bisa lihat dia lagi untuk beberapa hari kedepan?"

"Kamu masih bisa lihat Kaiyca, sayang. Kita bakalan sering-sering ketemu dia."

Rosa mengangguk lega, setidaknya ia masih bisa melihat wajah menantu yang sudah di anggap seperti anak sendiri olehnya dan Rajash.

LEONIDAS (PO TGL 3 DES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang