"Dimana aku?"
"Di tempat yang ga akan ada orang nemuin lo!" saut seseorang dengan nada tinggi.
Mata gadis itu terbelalak melihat orang di hadapannya, "Jessica?" Lirihnya.
Jessica tersenyum miring, ia berjongkok di depan Kaiyca yang sedang menatapnya tenang. "Ingatan lo bagus juga," ucapnya sembari terkekeh pelan.
"Tapi, lebih bagus kalau lo lenyap."
Kaiyca menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menghembuskan dengan mata terpejam. Gadis itu kembali membuka matanya saat di rasa ia sudah siap untuk mengeluarkan suara.
"Kenapa kamu bawa aku kesini? Bukannya kita ga pernah saling kenal dan malahan aku cuman ketemu kamu sekali—" belum sempat Kaiyca menyudahi ucapannya, suara Jessica yang terdengar berteriak kepadanya.
"LO MAU TAU, HA?!"
"KARENA LO, KARENA LO HIDUP GUE SEBATANG KARA, ITU SEMUA KARENA LO DAN LEON BIADAB ITU."
Kening Kaiyca berkerut mendengarnya, ia masih berusaha tetap tenang agar Jessica bisa mengatakan apa yang gadis itu rasakan walaupun dengan cara berteriak.
Melihat gadis yang hanya diam di depannya membuat amarah Jessica semakin menjadi-jadi. Ia mencengkram dagu Kaiyca dengan sangat kuat yang membuat gadis itu meringis.
"Lepasin, sakit! mau kamu apa?" Ucap Kaiyca dengan suara pelan, tangan dan kakinya di ikat, membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Jessica tertawa kencang, ia menatap gadis itu tajam. "MATI!" bentaknya.
"ARGHHH!!!" teriak Kaiyca kesakitan saat Jessica dengan tiba-tiba menancapkan kuku panjangnya.
"Sakit? INI BELUM SEBERAPA ANJING, ADIK GUE YANG LEBIH SENGSARA KARENA KEHADIRAN LO!" pekik Jessica, tangannya beralih ke rambut bagian belakang Kaiyca dan menariknya.
Kaiyca memejamkan mata, ia merasakan pusing serta sakit yang luar biasa karena tarikan Jessica pada rambutnya.
"A-adik?"
"GAUSAH PURA-PURA POLOS, ADIK GUE, ADELIA ANDELA!"
"UDAH INGET LO? DIA MATI KARENA LO ANJING, TERAKHIR KALI GUE LIHAT ADIK GUE TERGELETAK DI LANTAI, DISAMPINGNYA ADA SUAMI LO YANG MEGANG RACUN TIKUS!"
Kaiyca terdiam, ia sama sekali tidak mengetahui bagaimana kematian Adelia cinta pertama dari suaminya—Leon.
Jessica melihat ke ter-diaman Kaiyca, ia mendekatkan wajahnya pada sisi telinga sebelah kanan milik gadis itu. "Suami lo, pembunuh ..." Ucapnya kemudian menjauhkan wajahnya dari telinga Kaiyca, ia terkekeh melihat ekspresi tegang gadis itu.
"L-LEPAS!" pekik Kaiyca.
"Woh, santai." Balas Jessica, ia melepaskan cengkraman tangannya pada dagu Kaiyca.
"SUAMI AKU BUKAN PEMBUNUH, KAK EO SECINTA ITU SAMA ADELIA. LANTAS APA HAK KAMU BILANG BAHWA SUAMI AKU PEMBUNUH? AKU GA PERCAYA!" pekik Kaiyca marah, beberapa saat yang lalu ia masih berusaha mengendalikan diri untuk memberi ruang Jessica berbicara, sekarang gilirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...