Setelah hari itu, Leon sama sekali tidak menyentuh makanan sedikit-pun. Ini sudah hari ke tiga namun cowok itu belum makan sedikit-pun, ia mogok makan.
Dari kejauhan, Bevan, Bahvin dan Marvez sudah melihat Leon yang duduk sendirian di salah satu kursi taman markas bruiser. Ketiganya merasa tak tega, melihat Leon yang biasannya sagar, kini tampak tak punya tujuan dan berantakan. Bukan hanya penampilan, namun hatinya juga.
"Persis anak kehilangan induknya, hampa banget tuh muka sampe kusut kaya baju gak di setrika." Ucap Bevan dengan suara pelan, ia berada di tengah-tengah Marvez dan Bahvin.
"This is karma, hukum tabur tuai itu real, think twice before playing with someone else's feelings." Sahut Marvez dingin, ia menatap datar lurus ke arah Leon.
Tanpa banyak bicara lagi, Marvez berjalan terlebih dahulu menghampiri Leon dan langsung menepuk pundak cowok itu sampai membuat Leon beralih menatapnya dengan tatapan kosong.
"Makan, udah mirip tengkorak hidup lo," ujar Marvez dingin.
"Bevan, kirim pesan ke Kaiyca. Immediately without delay," sambungnya.
"Shap, eneng Kaiyca. Aa evan, datang, yuhu...." Sorak Bevan bersemangat.
Mendengar itu, Leon langsung memberikan tatapan tajam untuk Bevan. Tatapan itu membuat Bevan mendadak terdiam sembari menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
Bevan mengalihkan pandanganya dari tatapan maut leon kemudian mengetik sesuatu di atas keyboardnya. Setelah mengetik, Bevan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Anjing joget," kaget Bevan, entah sejak kapan Leon berdiri di sampingnya sembari mempelototi nya.
Bevan mengelus dadanya sabar. "Udah bos, tar itu mata keluar dari sarangnya kan ngeri."
"Ulangi!"
"Hehe, maaf bos. Becanda gue," sambung Bevan sembari menyengir.
***
'Ting!'
Dering ponsel Kaiyca berbunyi, ia yang sedang menyuapi Elno berhenti dan mengambil ponselnya dari atas meja.
Pesan dari Bevan.
Bubos, nih paketu gak makan udah tiga hari. Bisa ke markas gak? Udahan aja bubos, kasian tinggal tengkoraknya aja nih 🤣
Sekalian ajak bos kecil, ya bubos.
Kaiyca menggeleng kepala, bukannya terakhir bertemu ia sudah memperingati Leon jangan pernah menyakiti atau merugikan diri sendiri namun cowok itu malah tidak menurutinya.
"Nono, ayok kita temui pipa." Ujar Kaiyca.
Anak kecil itu tersenyum sumringah, ia menatap Kaiyca dengan tatapan berbinar-binar dengan mulut yang terisi penuh dengan makanan.
Melihat itu, Kaiyca dibuat gemas sendiri. Ia mencium pipi gembul itu sebentar lalu kembali menyuapi Elno ketika anak kecil itu sudah menghabiskan makanannya.
"Nono, habisin dulu ya. Baru kita tempat pipa, deal sayang?"
Elno mengangguk pertanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONIDAS (PO TGL 3 DES)
Teen FictionLeonidas Lion Strength, yang biasa disapa dengan Leon. Ia mempunyai sifat temperamental, biasa disebut dengan 'raja jalanan' dikarenakan geng motor bernama BRUISER yang diketuai olehnya memiliki akses ke seluruh kawasan Bandung. Bukan hanya itu saja...