47. Good bye, Alina
...o0o...
Wajah yang begitu pucat serta napas yang tersendat-sendat membuat tangis gadis itu rasanya ingin pecah. Berusaha ia tahan tangis agar rasa sesak tak kian menyeruak didada namun semua ini rasanya menyakitkan.
Tangannya terulur hendak menggapai gelas berisikan air diatas nakas. Tapi entah mengapa rasanya begitu sulit sedangkan tenggorokannya sudah mengering akibat kesulitan mencari pasokan oksigen.
"Pa-pa, t-tolong."
Prang!
Gadis itu terjatuh dari ranjang bersamaan pecahan kaca yang perlahan melukai beberapa bagian tubuh. Darah segar merembes dari pakaian hingga mengaliri putihnya lantai yang dingin.
...o0o...
Ini sudah seminggu sejak Clarissa dan Abi berdamai dengan kehidupan. Clar masih tak menyangka pada malam itu dimana Abi menyatakan cinta padanya. Rasanya dia masih terharu sampai sekarang.
"Abi mau sarapan apa?" tanya Clar memunculkan diri dicelah pintu kamar.
Abi yang masih memakai kemeja sedikit terjengkit saat mendapati kepala berwajah cantik disana itu.
"Apa aja. Selagi lo yang masak," sahut Abi.
Clar mengangguk. "Oke. Nasi goreng telur sepuluh menit jadi. Abi jangan lama-lama ya," katanya dari sana.
Kini mereka sudah bersama dimeja makan. Abi yang menatap lapar kearah nasi goreng hangat itu sedangkan Clarissa yang memilih mengoleskan selai pada roti.
"Cimbi udah makan?" tanya Abi.
Clar mengangguk. "Udah dong. Malahan cimbi loh yang pertama makan daripada kita," sahutnya membuat Abi terkekeh.
"Oh ya, nanti sore kita pulang ya Clar? Katanya, Albi butuh bantuan lo buat ngerjain tugas pkn yang banyak pasal-pasalnya."
Clarissa terdiam cukup lama setelah suaminya mengatakan hal tadi.
"Oke," sahut Clar singkat.
"Lo siap kan buat ketemu bunda? Kalau semisal gak siap, biar Albi aja yang gue ajak kesini," ucap Abi.
Clar mengangguk cepat. "Siap kok. Mau gimanapun bunda sama Clar, bunda tetap jadi bundanya Abi dan dia bunda mertuanya Clar juga. Siapa tau bunda mau nerima Clar kaya Abi sekarang ini," jawabnya sembari terkikik membuat Abi gemas dengan pipi yang kian berisi itu.
Dicubitnya gemas dan serasa ingin mengunyah mochi palsu yang menyatu diwajah istrinya.
Tak lama kemudian ponsel milik Abi berdering. Diapun melihatnya sebentar. Ternyata Gema hendak mengajaknya panggilan suara.
"Siapa?" tanya Clar.
"Gema."
Abipun menggeser icon hijau. Didekatkannya pada telinga sedangkan tangan sibuk menyuap nasi goreng. Clar yang melihat itu jadi risih, dia memilih mengambil alih sendok Abi lalu menyuapi suaminya.
"Makasih."
"Halo, kenapa Gem?" tanya Abi kala panggilan telah terhubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Jugendliteratur"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...