...o0o...
Arhan sudah pergi meninggalkan Clarissa menyendiri kembali. Dia tersenyum lirih. "Huh, sok-sokan ngasi nasihat ke orang. Padahal diri sendiri masih nge-sad." Clar terkekeh.
Sebelum pergi, Clarissa menyempatkan diri memeriksa ponsel dan melihat Abi masih tak mengaktifkan data. Pesan tersebut sudah tak berguna namun Clar mengirim pesan lagi.
Brondong Manis
Lain kali kalau gak bisa bilang dari awal ya Bi. Gue emang gak baperan ke sembarang orang. Tapi buat lo, situasi apapun bakal masuk ke hati.
Terkirim 23:24Setelah memasukkan ponselnya kembali ke tas, Clarissa memberanikan diri menerjang hujan yang masih derasnya jatuh ke bumi. Jalanan nampak sepi serasa hanya Clar yang menjadi penghuni dunia ditambah keadaan malam yang sudah tak memunculkan manusia di sekitar.
Clarissa tertawa, dia pula menangis dibawah derasnya hingga sebuah teriakan yang ia suarakan membuat rasa sesak didada sedikit mereda.
"TUHANNN!!! SAKIT. SAKIT BANGET BERHARAP SAMA MANUSIA YANG JELAS-JELAS GAK SUKA SAMA CLAR ...."
"Kalau semisal malam ini jadi malam terakhir buat Clar hidup. Clar ikhlas, Tuhan. Dibandingkan harus dengerin hinaan orang, pertanyaan ibu sama harapan yang tinggi buat Abi."
Sedangkan seseorang diseberang sana baru tersadar kala terdengar gemuruh yang begitu keras. Abi menatap sekeliling, nampak manusia tergelung selimut berada memunggunginya membuat Abi tersentak kala mengingat jika manusia itu adalah Ayrena yang berarti kini mereka berdua tengah tertidur seranjang.
Abi memegangi kepala saat merasakan pusing. Ia tak ingat mengapa bisa berada bersama Ayrena terlebih dengan dirinya yang bertelanjang dada.
Flashback on
"Yaudah, cepat sana siap-siap. Keburu malam," geram Abi refleks mengatakan sedikit galak.
Rena mendengus. "Udah deh, bicaranya disini aja. Males juga harus keluar malam-malam."
Gadis itu mendekat kearah Abi. Meletakkan diri dihadapan pria yang tengah mendongak menatap Rena yang hanya memakai handuk itu. Sebuah dorongan kecil mampu membuat tubuh Abi tak seimbang. Tubuhnya terdorong dan hingga menubruk sandaran sofa.
"Diluar lagi hujan. Kita kencannya disini aja ya Bi," ujar Rena dengan suara yang terdengar manja.
Abi terjebak, dia telah salah sebab bukan memasuki rumah manusia melainkan kandang harimau.
Ayrena merendahkan tubuh hendak mengukung tubuh Abi. Secepat kilat Abi menghindar, sedikit menjauhkan tubuh Ayrena dari hadapannya. "Lo! Apa-apaansih! Pake baju sana. Jangan kira gue bakal kegoda sama cewek murahan kek lo," maki Abi pedas.
Rena memanyunkan bibir merasa kesal dijengahkan. Namun tak lama kemudian bel rumah terdengar membuat Rena kedepan. Abi terlihat lega. Tangannya terulur mengambil ponsel disaku kemeja. Pria itu sudah bersiap hendak mengaktifkan data seluler.
Secepat kilat sebuah tangan merebut ponsel itu. "Eits! Gak boleh main hape dong Bi. Kita ini lagi kencan!" larang Rena sudah tiba dengan membawa dua minuman berjenis beda. Yang satu kopi dan yang satu adalah jus jeruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Teen Fiction"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...