72. KOKI DADAKAN

459 15 0
                                    

72. Koki Dadakan

Alhamdulillah bisa update lagi. Karena masih suasana hari raya, minal aidin wal faidzin ya. Semoga pembaca BMUC gak pada kabur gara-gara ditinggal kelamaan.

Makasih buat kalian yang masih bertahan nunggu cerita ini update dan terus semangatin aku dengan cara kalian ngevote cerita ini🥰

.o0o.

"Sayang duduk disini. Abi buatin seenak mungkin sesuai selera kamu. Tapi jangan nangis lagi, oke?"

Abi berhati-hati, mengelus kepala sang istri amat pelan. Benar, Clarissa sangat sensitif semenjak hamil. Mudah marah dan mudah menangis. Sebab kesalahannya yang tak sengaja menaikkan nada saat berbicara dengan istrinya, Clar menangis akan itu.

"Emang Abi bisa bikinnya? Bikin susu yang gampang aja Abi masih dibuatin kok!" sahut Clarissa galak tapi disertai sesenggukan.

"Bisa. Bisa banget. Apa sih yang Abi gak bisa buat Clar?"

Clarissapun terdiam. Dilihatnya Abi yang mulai memasang Apron. Membuka ponsel dan mencari beberapa resep termudah untuk membuat martabak telur.

"Ini pakai kulit lumpia ya? Kita ada gak?" tanya Abi pada Clar.

Clar mengangguk. "Ada. Clar sempat beli maunya bikin pisang coklat tapi gak ada waktu. Tuh ada di lemari es," jawabnya.

Abi tersenyum. Seluruh bahan yang diperlukan ia letakkan diatas meja pantry. Mulai meracik sesuai resep yang ia temui di internet. Berharap jika hasilnya nanti dapat memuaskan Clarissa.

Semakin lama, pandangan Clarissa mengosong. Tak fokus menatap Abi yang sibuk dengan masakannya. Abi yang sempat memperhatikannyapun menjadi terheran.

"Ada yang mau diceritain? Abi gak pernah sibuk kalau Clar lagi butuh teman curhat," ujar Abi tiba-tiba.

Clar tersadar lalu tersenyum tipis.

"Kira-kira anak kecil disebelah kemana ya? Kok ilang?" Clar bertanya-tanya.

"Mungkin kamu salah lihat. Lagian kuenya udah dihabisin sama Rachell kan, gak usah dipikirin lagi," sahut Abi.

Api dari kompor mulai menyala. Bahkan, isian seperti daun bawang, sosis yang telah dibumbui serta dicampur kocokan telur telah terbungkus rapi dengan kulit lumpia. Abi siap menggoreng lima martabak mini itu.

Namun, dering ponsel diatas pantry berhasil membuat ketegangan sang koki dadakan mendadak buyar. Alis Clarissa mengerut hendak meraih ponsel milik suaminya dengan lekas Abi merebut terlebih dahulu.

"Aku angkat telponnya dulu ya? Kamu gak papa kan bantu goreng dikit? Ini cuma sebentar, boleh?" tanya Abi pada Clarissa.

Wajah gadis itu datar tak menunjukkan ekspresi apapun sebab bingung ingin menunjukkan ekspresi yang bagaimana akan sikap Abi baru ini. Clarissa hanya bisa mengangguk dan ditinggalkan oleh Abi yang menuju ruang tamu.

"Mas kenapa dimatiin? Kuotanya habis ya?"

Abi menghela napas sedikit memutar tubuh kebelakang memantau keadaan.

"Istri saya lagi ngidam. Minta martabak. Paham apa yang saya lakuin sekarang?" tanya Abi balik.

Seseorang diseberang sana terkikik geli. "Wow, mas Abi jadi koki dadakan. Bisa Vara jadiin laporan ke papa. Selain mas Abi pandai mendesain, mas Abi juga bisa memasak."

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang