...o0o...
"Demikianlah, Sidang pengadilan ibu kota Jakarta, yang memeriksa perkara pidana nomor ***/Pdt.G/2023PN.Jkt atas nama tergugat Abi Darmawan, penggugat Haryono Kusumo dinyatakan ditutup." Ketukan palu tiga kali terdengar.
Abi Darmawan dinyatakan tidak bersalah hari itu juga membuat sang advokat cantik itu merasakan kemenangannya.
Mereka keluar dari ruangan sidang secara bersamaan. Pak Darmawan terlihat mengucapkan terima kasih kepada Clarissa berulang kali membuat Wina memutar bola mata malas.
"Palingan juga keberuntungan doang," ujar Wina tiba-tiba.
Clar menatapnya lalu tersenyum. "Iya bu. Ini keberuntungan saya makanya bisa nyelesain kasusnya pak Abi," sahutnya tenang kian menambah kekesalan pada diri Wina.
Akhirnya wanita itu pergi dengan menarik tangan pak Darmawan dari sana. Lagi-lagi Abi ditinggalkan bersama Clarissa disini. Dia berdeham pelan, Clarissa memandang heran.
"Terima kasih dan maafin bunda saya. Dia gak bermaksud ngeremehin kamu tapi terlanjur jengah dengan ucapannya sendiri," terang Abi to the point pada Clar.
Wanita itu menggeleng sembari terkekeh.
"Santai aja. Gue gak baperan kok. Udah biasa diginiin. Oh ya Bi ... gimana sama persyaratan gue?"
Karena ucapan Clarissa itulah membuat Abi Darmawan kepikiran sampai saat ini. Posisinya ia tengah menyetir mobil dimana bunda Wina dan ayah Darmawan ada di kursi penumpang. Asik berdebat mempermasalahkan advokat cantik tadi.
"Ayah kenapasih bela dia terus. Ayah suka ya sama pengacara gak beradab itu?" tanya Wina bersengut.
"Astaga bunda, kenapa sih berburuk sangka terus. Tadi juga, seharusnya bunda gak boleh ngeremehin keahlian Clarissa. Dia emang pengacara profesional dan cuma bunda yang gak bisa ngakuin keprofesionalannya Clarissa. Seharusnya kita beruntung karena Clar memiliki bukti yang kuat buat nyelamatin anak kita dari jeratan jeruji penjara." Keluar sudah unek-unek pak Darmawan pada istrinya.
Wina menatap tajam pada sang suami. "Tuh kan, ayah bela dia lagi."
"Udah! Ayah capek bicara sama bunda. Sana bicara sama Abi aja," putus Darmawan pasrah lalu berpura-pura tidur bersandarkan kursi mobil.
Kini Wina menatap Abi dari kaca, Abipula menatap bundanya yang paham jika wanita kesayangan ayahnya itu akan mengajak dirinya berdebat pula.
"Kamu ada dipihak bunda kan, mas?" tanya Wina percaya diri pada Abi.
Abi berdeham. "Ayah bun," sahutnya.
Mood Wina langsung turun drastis. Dia berdecak sebal membuat Abi dan pak Darmawan menertawakannya.
Tiba-tiba ponsel milik Wina berdenting. Wanita itu memeriksanya. Wajah yang semula kesal seketika sumringah setelah membaca isi pesan dari seseorang. Sontak, Wina menepuk bahu putranya.
"Kita mampir ke Cafe depan dulu ya, mas," ajak Wina tersenyum meyakinkan.
Abi menolehnya lewat kaca depan. "Ngapain sih bun. Cimbinya mas kelupaan ngasi makan." Cimbi alias kucing imut punya Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Fiksi Remaja"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...