27. MISI SELESAI

644 37 1
                                    

27. Misi Selesai

...o0o...

PLAK!

"Abi!"

Netra lelaki itu membola saat dengan lancangnya Ayrena bangkit lalu menampar rahang tegasnya tak santai. Gigi pria itu bergemelatuk menatap tajam kearah Ayrena.

"Berani-beraninya kamu nampar anak saya, hah?"

PLAK!

Kini malah wajah Rena tertoleh saat Wina sergap membalaskan apa yang dirasakan putranya pada wanita jalang itu. Netra Ayrena memerah serta panas saat membendung buliran bening.

"Jadi begini pekerjaan kamu selain jadi model? Jual diri atau hanya menggratiskan diri kamu, Rena?"

"Demi Tuhan saya gak bakalan sudi memiliki menantu murahan kaya kamu!"

Wajah Ayrena nampak bengis. "Lo kira gue sudi nikah sama anak lo ini? Hhh, tujuan gue nerima perjodohan ini cuma mau morotin hartanya Abi kok. Gak lebih," sahut Rena santai semakin membuat emosi Wina membara.

Wanita itu hendak menampar pipi Ayrena lagi namun secepat kilat Rena mendorong tubuh Wina hingga tersungkur. Darmawan bangkit saat melihat istrinya tergeletak tak berdaya sedangkan Rena mencari celah untuk kabur dari sana.

Albian hendak mengejar tetapi tangannya ditahan oleh sang kakak. "Bawa bunda ke Rumah sakit biar mas yang ngurus Rena." Albian mengangguk.

"Mau kabur kemana lo!" bentak Abi seraya mencekal pergelangan Ayrena dengan kuat sehingga gadis itu meringis sakit.

Meskipun begitu, Rena tetap menyunggingkan senyum. "Oh, jadi Alvano itu orang suruhan lo? Lo kali ini emang berhasil ngejatuhin gue Bi. Tapi jangan harap hidup lo nanti bakal tenang dan jangan kira gue bakalan diam lihat orang disekitar lo tenang-tenang aja," lirih Ayrena mengancam.

"Jalang sialan gak tau diri! Pergi lo sejauh-jauhnya atau karir lo sebagai model itu bakal gue hancurin."

Abi menghempaskan cekalannya dari Ayrena. Sontak gadis itu terkekeh. "Gue bakalan balik lagi. Btw, punya Alvano masih kalah jauh sama punya lo. Gue jadi pengen main sama lo lagi," bisik Rena lalu pergi dari rumah besar milik Abi saat itu juga.

"Sialan!"

...o0o...

"Meskipun bunda udah gak jodoh-jodohin kamu sama Rena, bukan berarti bunda setuju mas nikah sama Clarissa."

Tangan Abi terhenti kala sendok itu hampir menyentuh bibir bundanya. Dia kembali ke posisi semula. "Ada apa lagi sih bun. Kurang apa lagi Clar dimata bunda? Dia baik, dia cantik dan dia pekerja keras."

"Tapi dia kampungan, mas!"

"Nggak, bun. Siapa bilang Clarissa kampungan. Bunda gak tau aja gimana kalau Clar diluar sana. Keluarga kita gak bakalan malu kalau Abi nikah sama Clarissa," bantah Abi.

Wina tetap menggeleng. Entah apa yang dimau wanita tua banyak gaya itu. "Dia udah bikin bunda jengah, mas. Bunda gak bakalan nerima dia jadi menantu bunda."

Abi mengusap wajah kasar. "Cuma masalah sekecil itu bikin bunda gak mau nerima Clarissa jadi istri mas? Disitu bunda yang salah karena bunda udah buruk sangka sama Clar duluan. Lain kali don't judge a book by it's cover bun, atau bunda bakalan begitu terus sama semua orang," peringat Abi lalu bangkit dari kursi sebelah ranjang yang ditiduri bundanya itu.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang