46. Curhat Tengah Malam
...o0o...
Clarissa sudah memakai piyama tandanya waktu akan tidur. Baik dia maupun Abi berdiri dihadapan ranjang. Tak ada sedikitpun yang bergerak untuk memberi harapan siapa yang berhak memiliki kasur malam ini.
"Gantian deh, Bi. Waktu itu Abi kan udah tidur disofa. Buat malam ini biar Clar aja," putus wanita itu hendak meraih bantal dari kasur.
Secepat kilat tangan Clar ditepis oleh Abi.
"O-oh, oke. Clar gak bakalan pakai bantal kok," katanya mampu membuat netra Abi melebar.
"Ck! Mau lo ataupun bantal gue gak ada yang disofa. Malam ini, kita tidur seranjang," putus pria itu tegas.
Wajah Clarissa langsung cengo memandang heran kearah Abi. Selain heran, jantungnya pula berdebar kencang membayangkan bagaimana nantinya jika tidur berdua diatas ranjang bersama Abi.
"Kenapa? Gak mau ya? Kalau gak mau sih gak pa--"
"Mau!" sahut Clar cepat lalu menyengir.
"Mau banget," imbuhnya lagi membuat senyum tercipta diwajah Abi.
Tangan pria itu terulur mengelus dan berlanjut mengacak-acak rambut Clarissa. "Good girl. Langsung tidur, gak boleh begadang karna gak bagus buat kesehatan."
Merekapun menaiki ranjang bersamaan. Clar disebelah kiri dan Abi disebelah kanan. Mereka tak saling hadap melainkan adu punggung. Selimut dinaikkan dan tk! Lampu kamar mati, lampu tidurpun dinyalakan.
Meskipun pada akhirnya kedua manusia itu tak terpejam sama sekali. Mereka terjaga, kedua mata terasa kering dan rasa kantuk melayang ke angkasa.
Abi memberanikan diri berdeham setelah tiga jam lamanya mulut membungkam. "Ekhm, lo juga belum tidur kan, Clar?" tanya Abi. Suaranya terdengar berat.
Clar menyahut dengan berdeham.
Dalam hitungan ketiga mereka berdua membalikkan tubuh secara bersamaan dan saling menatap. "Kalau begadang bagusnya nonton apa ya Bi? Drakor? Dracin? Atau Drathai?" tanya Clar to the point.
"Gak usah nonton. Mending dengarin gue curhat aja," sahut lelaki itu.
Clarissa mengangguk.
Mereka diam sejenak dengan netra yang saling bertubrukan memandang satu sama lain tanpa alasan.
"Sebelum gue curhat, gue mau nanya sesuatu ke lo. Kasi gue sedikit penjelasan tentang obsesi, rasa cinta dan rasa kasihan?" pinta Abi
Clarissa sempat terdiam. Tiga perasaan yang disebutkan tadi memang sulit jika dibedakan sebab terasa sama. Tapi, kenapa Abi menanyai itu?
"Menurut pendapat Clar aja ya Bi?" Abi mengangguk.
"Obsesi. Menurut Clar obsesi itu begini, contohnya aja ya Bi, dimisalkan cimbi itu seorang gadis dan Abi adalah pria yang suka sama cimbi. Tapi, sangking terlalu sukanya Abi sama cimbi Abi bisa terobsesi. Terobsesi yang dimaksud disini adalah Abi yang bakalan selalu berpikiran soal cimbi terus sampai pikiran Abi terganggu. Abi juga bakalan berpikir yang aneh-aneh soal cimbi sampai Abi bisa ngerasain apa yang namanya cemburu buta."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Novela Juvenil"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...