76. ANEH

215 14 1
                                    

...o0o...

Sedihhh banget, baru bisa update😤🥺
Seperti biasa ya, kalau ada typo bantu koreksi.

...o0o...

"Sayang, bunda disini." Sebuah tangan melambai dari arah kejauhan.

Clarissa dan pak Arya yang berdiri didepan kantor lantas terkekeh bersamaan. "Wah, mertua saya udah dateng pak. Clar pulang duluan ya, terima kasih udah ngajakin Clar buat kerja sama lagi," ujar Clar.

"Iya Clar, banyak dari mereka yang masih butuh jasa pengacara seperti kamu. Yasudah, kesana gih, mertua kamu udah nungguin."

Bunda Wina tersenyum lebar menyambut kadatangan menantunya didepan sana. Clarpun masuk kedalam mobil lantas tercengang atas apa yang Wina ulurkan kearahnya.

"Bunda agak telat ya? Ini bunda tadi mampir bentar buat beliin kamu cemilan," ujarnya.

Clar terkekeh. "Astaga, bunda. Sampai dibeliin segala. Makasih ya bun." Wina mengangguk.

"Oh ya, kamu capek gak? Atau, setelah ini masih ada kesibukan?" tanya Wina mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Clarissa menggeleng, tangannya mulai menggeledah isi tas belanja yang diberikan Wina tadi. Nampak beberapa cemilan sehat untuk ibu hamil serta buah yang terlihat menyegarkan.

"Nggak bun, emangnya ada apa?" sahut Clar.

"Kita singgah bentar ke Taman, mau? Taman yang dekat sama Apartemen kamu itu," tawar bunda Wina.

Tengah asik memakan biskuit, Clarisaa mengangguk. "Boleh deh, bun."

Diam-diam Wina memperhatikan menantunya dari sebelah, menatap iba kearah wanita hamil muda yang tengah asik memakan cemilan yang sempat ia berikan tadi. Wina rasanya ingin menangis setelah mendengar kabar itu dari suaminya.

"Ayrena hamil dan desak Abi buat bertanggung jawab."

Baik Wina maupun Albi yang akan memulai makan paginya mendadak hening, lantas alis Wina mengerut, wajah emosinya sudah nampak disana.

"Bunda mau janin Rena di tes DNA terlebih dulu. Dia udah gak bisa dipercaya, yah. Bunda gak percaya kalau itu anak Abi.

Darmawan mengangguk. "Iya, maunya Abi dan Gema juga begitu, bun. Sayangnya, Ayrena kena penyakit kanker serviks, resikonya besar buat janinnya di tes DNA," sahut Darmawan masih tenang makin membuat Wina kalang kabut.

"Bunda gak bisa kaya gini, yah. Clarissa juga hamil, gimana kalau Clarissa stres setelah dengar kabar ini!?"

Suami dari Wina itu hanya bisa menunduk sembari memulai sarapannya. Albi pula berpura-pura tenang walaupun pikirannya ikut berkecamuk. Rasanya Abi--sang kakak, tidak seperti itu.

"Ayah kok bisa setenang ini? Gimana nasibnya Clarissa nanti, yah?" tanya Wina masih tak terima. Nada suaranya sudah naik oktaf.

"Dari awal ini sudah salahnya bunda, bunda bawa wanita kotor itu ke keluarga kita. Lihat! Abi yang kena getahnya, bun," sahut Darmawan mulai terpancing.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang